Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bordir Ichik Khas Kudus Bikinan Ruchayah, Pelanggannya dari Ibu Tien Soeharto hingga Khofifah

Bagi Ruchayah, bordir ichik sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Sejak kecil dia sudah akrab dengan tradisi bordir yang diturunkan dari orangtuanya

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Bordir Ichik Khas Kudus Bikinan Ruchayah, Pelanggannya dari Ibu Tien Soeharto hingga Khofifah
(TRIBUNJATENG/Rifqi Gozali)
BORDIR - Ruchayah bersama kebaya bordir karyanya di kediamannya di RT 2 RW 2 Desa Janggalan, Kecamatan Kota Kudus. 

Paling terakhir, Khofifah Indar Parawansalah yang membeli bordirnya saat dia menjabat sebagai Menteri Sosial. Dari situlah kemudian bordir ichik menjadi makin dikenal.

Baca juga: Tenaga Honorer Dihapus, Kecuali Guru dan Tenaga Kesehatan

Punya Langganan
Meski kini usaha bordirnya tak lagi seramai dahulu, masih tetap bertahan. Ruchayah sudah punya langganan sendiri. Biasanya produknya dipasarkan di Solo dan Bandung.

Bordir buatannya juga pernah terjual sampai Medan, bahkan Malaysia.

"Jadi modelnya mereka itu menjual lagi bordir dari sini. Mereka pesan, bayar, terus kami buatin. Saya juga yang mengurus proses kirimnya," kata Sunaifah.

Ruchayah mengatakan, bordirnya paling digandrungi pelanggannya yakni motif borobudur dan bunga tempel. Motif itu memiliki komposisi warna lumayan kontras, tapi tampak serasi.

Sekitar tahun 1965, bordir buatan Ruchayah laris manis. Buat berapa pun, selalu habis. Tanpa pernah tersisa. Sampai dia bisa memberi bonus secara berturut-turut kepada karyawannya.

"Ada Gestapu pokoke orang yang berkerudung selamat. Saya yang buat kerudung larise ra karuan," begitu yang diingat Ruchayah.

Berita Rekomendasi

Saat ini, mode berbusana yang sudah sangat banyak macam dan varian, tapi Ruchayah menolak tumbang. Dia tetap menjalankan usaha yang kebanyakan produknya berupa kebaya bordir.

Produknya pun selalu saja ada yang meminati. Bordir ichik buatan Ruchayah minimal menggunakan komposisi tujuh benang dengan warna berbeda. Paling banyak sembilan benang.

Di balik kerumitannya, tentu ada harga yang sesuai dengan hasil karya yang dibuat oleh tangan-tangan terampil.

Untuk membuat satu karya bordir utuh, membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Paling lama bisa sampai 1,5 bulan.

"Untuk harga, bordir paling sederhanya Rp 200 ribu dan paling mahal Rp 3,5 juta," tutur Sunaifah. (Rifqi Gozali)

Baca juga: Penghapusan Tenaga Honorer bikin Surat Marna dan Keluarganya

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas