Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesta Miras Marak di Jateng, Di Cepu Enam Orang Tewas

Di Cepu Kabupaten Blora oplosan makan korban sebanyak 6 orang dan sebagian masih dirawat di rumah sakit.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Pesta Miras Marak di Jateng, Di Cepu Enam Orang Tewas
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Satpol PP Klungkung bubarkan pemuda yang pesta miras, Sabtu (21/3/2020) malam. 

Seiring bertambahnya usia, Rudi tak mau lagi mengkonsumsi ciu. Sebab, beberapa kali setelah mengkonsumsi ciu, Rudi merasa asam lambungnya naik dan sesak napas.

"Saya kira itu terjadi karena minum ciu belum sarapan. Jadi saya masih berani coba lagi. Tapi kok sama saja, asam lambung naik. Akhirnya sejak saat itu kapok minum ciu. Sekarang cenderung pilih minuman beralkohol yang bercukai saja. Seperti congyang, soju, vodka, gepengan (mansion), atau kadang bir," akunya Rudi.

Saat pesta miras, Rudi pun tidak mau meminum minuman beralkohol secara polosan. Ia cenderung akan mencampuri minuman tersebut dengan berbagai minuman lain. Seperti jus jeruk, bir, calpico, dan lainnya.

"Soalnya kalau diminum polosan terlalu strong. Tidak enak di tenggorokan dan perut. Maka saya campuri dengan minuman lain. Kadang kalau mau agak halus lagi, saya campur es batu," tambahnya.

Ketika sedang ingin berpesta miras, Rudi dan teman-temannya cenderung memilih minum di warung kaki lima yang ada di Kota Semarang.

Tapi jika sedang banyak uang, ia lebih memilih minum di tempat karaoke maupun bar. Tergantung kondisi dompet.

"Yang penting kontrol. Kalau sudah mabuk ya berhenti. Jangan diteruskan. Misal enggak kuat nanti bisa mabuk atau pingsan," tutupnya.

Berita Rekomendasi

Lapak sejak 1997
Di Kota Semarang, terdapat beberapa tempat yang menjajakan minuman beralkohol secara resmi.

Mulai dari kaki lima hingga kelas restoran pun juga ada. Namun sebelum maraknya bar di Kota Semarang, penjaja minuman alkohol yang ada di Jalan Ki Mangunsarkoro, sudah ada sejak tahun 1997.

Dahulu di jalan ini terdapat beberapa lapak yang menjajakan racikan minuman beralkohol. Namun kini hanya tersisa satu lapak saja.

Lapak racikan minuman beralkohol yang diberi nama WK (Wijaya Kusuma) ini, sudah ada sejak tahun 1997.

Yang dijual di tempat ini berupa minuman beralkohol dicampur dengan berbagai jus buah.

Sebut saja R, seorang pedagang racikan minuman beralkohol, mengatakan bahan dasar alkohol yang dia gunakan berasal dari miras bercukai. Sebab, ia tak ingin sembarangan menggunakan campuran minuman alkohol yang tidak jelas.

"Saya tidak pernah menggunakan minuman beralkohol yang dijual secara literan. Semuanya dalam kemasan botol dan resmi ada cukainya. Seperti vodka, mansion, ice land, congyang, anggur orang tua, bir, dan lainnya," terangnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas