Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesta Miras Marak di Jateng, Di Cepu Enam Orang Tewas

Di Cepu Kabupaten Blora oplosan makan korban sebanyak 6 orang dan sebagian masih dirawat di rumah sakit.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Pesta Miras Marak di Jateng, Di Cepu Enam Orang Tewas
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Satpol PP Klungkung bubarkan pemuda yang pesta miras, Sabtu (21/3/2020) malam. 

Sebab tak memungkiri, ada beberapa pedagang racikan minuman beralkohol yang tidak jelas asal usulnya.

Menurut keterangan R, ada beberapa oknum di sebuah rumah sakit yang sengaja menjual limbah alkohol untuk dibuat minuman.

"Limbah alkohol dari rumah sakit tentu tidak bisa dikonsumsi. Itu ada oknum yang jual. Tidak tahu yang beli siapa, tapi itu memang ada," ucapnya.

Racikan minuman alkohol yang dijual R menggunakan campuran jus buah dan aneka sirup. Satu teko racikan minuman beralkohol yang dia jual, dibandrol dengan harga mulai Rp 100 ribuan. Satu teko bisa untuk 5-6 orang.

"Konsumen juga bisa request. Rasanya mau strong atau soft. Kami sesuaikan saja. Ya saya berjualan ini juga punya tujuan supaya masyarakat yang ingin minum minuman beralkohol tidak sembarangan. Soalnya kalau salah racikan bisa berujung fatal," bebernya.

Ia menyarankan kepada masyarakat yang gemar mengkonsumsi minuman beralkohol untuk bisa mengontrol dirinya. Sebab, mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga tidak baik untuk tubuh.

"Yang penting jangan berlebihan," katanya.

Berita Rekomendasi

Tak Bisa Kendalikan Diri
Orangtua atau masyarakat bisa mencermati remaja atau pemuda yang kecanduan atau ketahihan minuman keras.

Gejala yang muncul pada orang yang ketagihan menenggak minuman oplosan ialah karena sarafnya tertekan, ia menjadi mengantuk dan tidak sadarkan diri, berbicara meracau, dan tidak dapat mengendalikan dirinya.

Ketidakmampuan mengendalikan diri ini biasanya membuat orang menjadi mudah marah, mudah nangis, mudah tertawa, dan mudah bertindak hal yang tidak biasanya dilakukan.

Hal tersebut disampaikan dr. Yoseph Chandra, M.Kes., selaku Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Panti Wilasa dr. Cipto Kota Semarang.

Menurutnya, secara umum minuman beralkohol bersifat adiktif yang membuat penggunanya selalu menaikkan dosis atau takaran konsumsi alkohol.

Dosis yang terus meningkat dalam mengonsumsi alkohol ini mengakibatkan kerusakan pada sejumlah organ yang tak disadari. Kerusakan terjadi pada jantung, otak, hati, ginjal, pankreas, hingga lambung dan usus.

"Pengguna alkohol yang sudah mengonsumsi berlebihan atau overdosis biasanya tidak sadarkan diri, pingsan, kejang, muntah darah, hingga yang paling fatal ialah meninggal dunia," ujarnya, Sabtu (5/2/2022) siang.

Pengguna yang mengalami muntah darah dikarenakan konsumsi alkohol mengakibatkan iritasi pada lambung, kemudian lambung mengeluarkan isinya sehingga terjadi muntah darah.

Sementara bisa saja dalam proses iritasi lambung tersebut, darah yang keluar diserap usus yang mengakibatkan feses yang keluar berwarna hitam.

Dokter Yoseph menjelaskan, dalam penanganan pengguna alkohol yang mengalami keracunan minuman oplosan maupun overdosis, segera larikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan tindakan medis.

Pasalnya, langkah yang harus dilakukan ialah melakukan proses pencucian darah karena kadar asam dalam darah akibat alkohol terlalu tinggi dan bisa membahayakan organ bagian dalam tubuh.

Adapun mitos yang menyebutkan susu maupun air kelapa bisa menetralisir keracunan minuman oplosan, hal tersebut tidak tepat.

Pasalnya, baik susu maupun air kelapa memang bisa digunakan untuk menetralisir pada keracunan general seperti keracunan makanan ataupun konsumsi racun umum lainnya.

Berbeda dengan keracunan minuman oplosan karena kadar asam dalam darah sangat tinggi sehingga harus dilakukan tindakan pencucian darah. Bila pengguna oplosan 'dicekoki' susu dan air kelapa sebagai pertolongan darurat, hal tersebut justru kondisi akan memburuk.

"Saat korban tidak sadarkan diri dan semakin dicekoki susu maupun air kelapa, air akan masuk ke dalam paru-paru, bukan lambung, ini juga bisa membahayakan korban dan tentu saja efek alkohol yang terserap tubuh tidak berkurang sedikit pun," urainya.

Adapun zat berbahaya dalam minuman oplosan tentu saja penggunaan metanol. Metanol merupakan sintesa dari air gula dan bakteri.

Metanol biasanya digunakan untuk pelarut dalam industri dan memiliki karakter mudah terbakar, mudah menguap, dan beracun.

Yoseph menduga, penggunakan metanol karena harga yang jauh lebih murah dibanding etanol dan penyajian metanol yang biasanya dicampur dengan minuman berenergi, jus, sirup, susu, dan lain sebagainya yang tidak disadari oleh pengguna. (afn/arh/iwn/rtp/kim/yun)

Baca juga: Salimah Bahagia Melahirkan Bayi Kembar Tiga Laki-laki Semua

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas