Pemkab Maluku Tengah Berencana Bangun 211 Rumah yang Terbakar, Anggarannya Rp 26,375 Miliar
Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah menetapkan ganti rugi rumah warga Kariu yang terdampak bentrok di Pulau Haruku sebesar Rp 125 juta per unit.
Editor: Dewi Agustina
![Pemkab Maluku Tengah Berencana Bangun 211 Rumah yang Terbakar, Anggarannya Rp 26,375 Miliar](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/fakta-bentrokan-di-maluku-tengah.jpg)
"Iya anggota Ditreskrimum dan satreskrin Polresta sudah di lapangan sudah kantongi nama aktor yang membuat pertikaian, namun harus dipastikan dengan pemeriksaan saksi-saksi dahulu," Kabid Humas Polda Maluku M Roem Ohoirat.
Jika hasil pemeriksaan saksi menguatkan, maka akan langsung ditangkap.
Untuk itu, Roem belum dapat membeberkan nama terduga pelaku itu.
Dia pun meminta masyarakat untuk kooperatif agar kasus ini dapat segera terselesaikan.
"Anggota di lapangan sedang bekerja periksa saksi-saksi, diharapkan masyarakat dapat koperatif agar kasus ini bisa terungkap," tandasnya.
Diketahui, akibat pertikaian antar warga itu, tiga orang meninggal dunia, dua mengalami luka-luka dan ratusan rumah terbakar.
Salah satu korban luka adalah anggota Kepolisian Pulau Haruku.
Baca juga: Kapolda Maluku Minta Warga Pelauw dan Kariuw Selesaikan Masalah Tapal Batas Secara Adat
Saat ini situasi sudah berangsur pulih dan dijaga ketat aparat gabungan TNI-Polri.
Sebelumnya Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif memastikan kondisi Kamtibmas di Pulau Haruku pascabentrok berangsur kondusif.
Pembakaran gereja di Negeri (Desa) Kariu juga dipastikan tidak benar.
"Situasi di lapangan dan rumah ibadah yang diisukan terbakar adalah hoaks karena kondisi bangunannya dalam keadaan baik dan aman," tegas Kapolda kepada Menkopolhukam, Mahfud MD melalui video conference (Vicon), Jumat (28/1/2022).
Ratusan aparat TNI Polri juga telah disiagakan di titik bentrokan.
![Aparat gabungan TNI-Polri diiterjunkan ke Pulau Haruku Maluku Tengah, Rabu (26/1/2022) pagi.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bentrok-warga-di-maluku-tengah-tni-polri-turun-tangan.jpg)
Jenderal bintang dua itu menjelaskan, bentrokan yang terjadi murni persoalan tapal batas, bukan SARA.
"Persoalan yang terjadi antara Desa Pelauw dan Desa Kariu adalah murni masalah tapal batas dan bukan persoalan SARA," kata Kapolda.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.