Motif Warga Ikut Ritual Pantai Payangan, Ada yang Berharap dapat Jodoh hingga Minta Ilmu Hitam
Ketika kejadian berlangsung, Hary mengatakan salah satu korban mengaku tak melihat datangnya ombak yang datang secara tiba-tiba.
Editor: Hasanudin Aco
Bayu menjelaskan, mereka datang untuk meditasi di tepi Pantai Payangan.
Mulanya, pengikut ritual ini berangkat dari Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi pada Sabtu (12/2/2022) malam.
Tujuan rombongan warga dari berbagai kecamatan di Jember ini untuk menggelar ritual di area Pantai Payangan dan Pantai Watu ulo.
Jam menunjukkan pukul 23.30 WIB saat rombongan tiba di kawasan pantai. Kemudian, rombongan mempersiapkan diri untuk ritual bersama di pinggir pantai.
“Meditasi,” kata Bayu dalam Breaking News Kompas TV, Minggu (13/2/2022).
Saat meditasi di pinggir laut, tiba-tiba ombak besar datang dan menyeret pengikut ritual.
“Ada ombak dua kali datang. Ombak pertama ini saya berdiri terus lari saya menghindari ombak kedua,” cerita Bayu.
Petugas pantai saat itu sudah memperingatkan para pelaku ritual agar tidak beraktivitas di sekitar pantai karena ombak sedang tinggi.
“Rombongan itu tetap ke pantai untuk ritual,” kata Kapolsek Ambulu AKP Makruf dikonfirmasi terpisah.
Tak mengindahkan masukan petugas pantai, tepatnya Minggu sekitar pukul 00.25 WIB, mereka yang ikut ritual digulung ombak.
Belakangan terungkap, para pelaku ritual meditasi dari padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara itu telah melanggar pantangan.
Bentuk Pantai Payangan memanjang, memang ada area yang terbuka dan khusus untuk wisatawan karena ombaknya relatif landai.
Sementara di sisi lain pantai, merupakan lokasi terlarang untuk wisatawan.
“Sebelah kanan tidak dikhususkan untuk wisatawan. Jadi tertutup untuk wisatawan," ujar Imron dalam laporannya di Breaking News Kompas TV.
"Jadi di tengah pantai ada pembatas dari jaring nelayan, agar wisatawan tidak masuk ke titik pantai sebelah kanan,” terangnya.
Lokasi pantai yang tertutup untuk pengunjung tersebut kondisinya memang cukup membahayakan.
“Bisa kami pastikan korban yang melakukan ritual melewati batas pagar yang telah dibuat oleh pengelola wisata."
"Jadi ritualnya dilakukan di mana itu tidak boleh dikunjungi oleh wisatawan,” tegas Imron berdasar keterangan pengelola.
Di lokasi itu terdapat tulisan bahwa pengunjung dilarang masuk ke pantai ini.
Sumber: Kompas.TV/Tribun Jatim/Tribun Jakarta
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.