Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perajin Tahu-Tempe Ancam Mogok

Harga kacang kedelai sudah Rp 11.500 per kilogram. Padahal, dalam keadaan normal hanya Rp 8.000 per kilogram. 

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Perajin Tahu-Tempe Ancam Mogok
Warta Kota/Nur Ichsan
Kenaikan harga kedele sejak awal.bulan puasa lalu membuat perajin tahu di Kota Tangerang ini terancam gulung tikar, Rabu (9/6/2021). Kenaikan ini menyebabkan menurunnya jumlah produksi dan mempengaruhi harga jual tahu di pasaran sehingga membuat penghasilan mereka turun drastis. (Wartakota/Nur Ichsan) 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Paguyuban perajin tahu kembali  berencana mogok berproduksi menyusul terus melambungnya harga kacang kedelai.

Perajin tahu Cibuntu, Didin Muhidin, mengatakan rencana aksi mogok produksi semata-mata agar dapat mengurangi harga kacang kedelai.

Rencana mogok massal ini akan dilaksanakan pada 21 sampai 23 Februari 2022 dan dan sudah secara langsung disampaikan ke kepolisian.

"Dulu sempat lakukan mogok produksi pada pertengahan 2020 dengan alasan sama, yaitu harga kedelai naik. Kami juga sempat keluhkan ke instansi terkait, tapi belum dapat respons. Selama setahun ini (harga) naik terus enggak stabil," katanya, Senin (14/2).

Saat ini, kata Didin,  harga kacang kedelai sudah Rp 11.500 per kilogram. Padahal, dalam keadaan normal hanya Rp 8.000 per kilogram. 

Plt Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, mengatakan kenaikan harga kedelai yang berimbas pada tempe dan tahu ini terletak pada regulasi dari perdagangan tahu dan tempe yang ada di pemerintah pusat.

"Kami meminta tolong kepada pemerintah pusat, berharap ada solusi yang bisa membantu masalah ini. Kalau dari kami (pemkot) enggak punya stok kedelai. Jadi, ya mendorong pusat untuk memperbanyak stok kedelai dengan harga yang dianggap wajar oleh pengrajin tahu dan tempe," ujarnya di Balai Kota Bandung, kemarin.

Berita Rekomendasi

Produsen sekaligus penjual keripik tempe di toko oleh-oleh Bandung di Jalan Raya Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Dedi Zakaria, mengatakan harga keripik tempe produksinya sudah naik pada 2021 dari Rp 44 ribu-Rp 48 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 48 ribu dan Rp 52 ribu per kilogram.

Jika harga tempe tidak kunjung stabil dan akan terus meningkat, katanya, maka ia akan kembali menaikkan harga tempe gorengnya tahun ini menjadi Rp 52 ribu sampai Rp 58 ribu per kilogramnya.

"Sampai sekarang memang belum naik harganya. Padahal kan harga minyak goreng dan bumbu juga sudah naik. Kalau tidak turun dan stabil harganya, kami terpaksa naikkan harga supaya bisa tetap produksi," kata Dedi saat ditemui di tokonya, Senin (14/2).

Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah cepat untuk menstabilkan harga minyak goreng dan kedelai.

Termasuk membuat persediaannya terjamin. Jika tidak, katanya, akan berimbas pada kenaikan harga berbagai makanan.

Produsen tahu di Desa/Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Mamat, mengatakan pada awal 2022, harganya kedelai masih Rp 8.000 per kilogram.

"Terus naik setiap hari, sampai sekarang harganya Rp 11 ribu. Kami para pembuat tahu sangat keberatan dengan ini, karena tergantung dengan kedelai impor dari Amerika untuk produksi," katanya.

Kemarin, rencana mogok prouksi juga diungkapkan Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo), Aip Syarifuddin.

Namun, menurut Aip, aksi mogok tidak dilakukan secara nasional, melainkan hanya wilayah DKI dan sekitarnya.

"Mogok produksi dilakukan mulai tanggal 21-23 Februari 2022. Minggu depan," tuturnya dihubungi Tribun Network.

Gangguan Suplai

Direktur Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan, menjelaskan faktor kenaikan harga kedelai dunia. Ia menilai kondisi kedelai saat ini terjadi karena gangguan suplai.

"Saya melihat di Brazil terjadi penurunan produksi kedelai. Awalnya diprediksi mampu memproduksi 140 juta ton pada Januari, menurun menjadi 125 juta ton. Penurunan produksi ini berdampak pada kenaikan harga kedelai dunia," ujar Oke.

Faktor lainnya yakni lonjakan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang mencapai 7 persen. Kenaikan biaya sewa lahan dan ketidakpastian cuaca di negara produsen kedelai turut mendorong petani kedelai di AS menaikkan harga.

"Dari data Chicago Board of Trade, harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022 mencapai 15,77 dollar AS per bushel atau sekitar Rp 11.240 per kilogram di tingkat importir dalam negeri," kata Oke.

Diprediksi harga kedelai akan terus naik hingga bulan Mei 2022 yang bisa mencapai 15,79 dollar AS per bushel. Penurunan harga baru akan terjadi pada Juli 2022 ke angka 15,74 dollar AS per bushel di tingkat importir.(tribun network/nandri prilayama/syarif abdussalam/nas/sen/wly)

Baca juga: Persib Janjikan Pesta Gol Malam Ini

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas