Terpantau Ada Aktivitas Vulkanik, Gunung Tangkuban Parahu Bisa Meletus Sewaktu-waktu
Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono, mengatakan Gunung Tangkuban Parahu dapat meletus sewaktu-waktu.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, LEMBANG - Peringatan disampaikan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Parahu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono, mengatakan Gunung Tangkuban Parahu dapat meletus sewaktu-waktu.
"Ada potensi bahaya dari aktivitas Gunung Tangkuban Parahu saat ini, yakni berupa erupsi freatik yang bersifat tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala peningkatan aktivitas vulkanik yang jelas, menghasilkan material piroklastik serta gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah," ujar Eko dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribun Jabar, Minggu (13/2).
Namun, mengacu pada data pemantauan visual dan instrumental, kata Eko, potensi bahaya Gunungapi Tangkuban Parahu, sejauh ini masih terlokalisasi.
Meski demikian, hujan abu yang lebih tipis dapat menjangkau area yang lebih luas bergantung pada arah dan kecepatan angin. Adapun potensi erupsi besar, hingga saat ini masih belum teramati.
Meski terjadi peningkatan aktivitas, Eko menegaskan, tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada pada Level I (Normal).
Namun, masyarakat diminta untuk tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan tidak mendekati atau beraktivitas di sekitar kawah-kawah aktif lain di Tangkuban Parahu.
"Tingkat aktivitas ini akan dievaluasi kembali selama dua hingga tiga hari ke depan untuk antisipasi jika terjadi gejala pengingkatan aktivitas vulkanik yang signifikan," katanya.
Eko berharap masyarakat mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ini, dan tidak terpancing oleh berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Tangkuban Parahu.
"Masyarakat harus mengikuti arahan dari instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya," ujar Eko.
Eko mengatakan, peningkatan intensitas aktivitas Tangkuban Parahu terpantau Sabtu (12/2), berupa embusan gas dari Kawah Ecoma yang berada di dalam Kawah Ratu.
Embusan gas teramati berwarna putih dengan tekanan sedang dan tinggi sekitar 100 meter dari dasar kawah.
Embusan gas tersebut, kara Eko, diduga akibat adanya air bawah permukaan atau air yang meresap ke bawah permukaan yang terpanaskan oleh batuan panas di bagian dangkal atau dibawah permukaan kawah.
"Lalu membentuk akumulasi uap air (steam) bertekanan tinggi, sehingga terjadi over pressure dan keluar melalui rekahan sebagai zona lemah, berupa embusan yang cukup kuat. Embusan berwarna putih mengindikasikan didominasi oleh uap air," kata Eko.