Oknum ASN Lampung Tengah Tersangka Kasus TPPO, 9 Orang Nyaris Jadi Korban
Tersangka SPA dan LW melakukan penipuan, penyalahgunaan kewenangan memberikan bayaran atau manfaat dan tujuannya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - SPA (48), seorang oknum ASN di Peerintah Kabupaten Lampung Tengah ditetapkan sebagai tersangka kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
SPA menjadi tersangka dugaan TPPO yang dilakukannya bersama tersangka lainnya, inisial LW (30).
Kedua tersangka sudah diamankan polisi sejak 9 Februari 2022 di Jalan Soekarno Hatta, Labuhan Dalam, Bandar Lampung.
Dirkrimum Polda Lampung, Kombes Pol Reynold Elisa P Hutagalung menjelaskan, SPA merupakan ASN di wilayah Lampung Tengah.
Sedangkan LW merupakan Kepala Unit UP3 BLK Cabang Ponorogo, Jawa Timur.
"Penetapan tersangka melalui proses pembuktian terkait TPPO. Dimana prosesnya mulai dari perekrutan, penampungan, pengiriman calon Pekerja Migran Indonesia," kata Reynold, Kamis (10/3/2022).
Reynold mengatakan penangkapan kedua tersangka berdasarkan laporan masyarakat LP/A/180/ : SPKT/Polda Lampung, tanggal 15 Januari 2022.
Menindaklanjuti laporan tersebut, jajaran Ditkrimum Polda Lampung melakukan penyelidikan.
Tanggal 2 Februari 2022 Satgas TPPO Ditreskrimum Polda Lampung melakukan pengamanan terhadap 9 warga Lampung yang telah direkrut dan ditampung di Mess PT Bhakti Persada Jaya Cabang Ponorogo, Jawa Timur.
"Sembilan warga Lampung ini akan diberangkatkan ke luar negeri sebagai Asisten Rumah Tangga secara non prosedural," kata Reynold.
Reynold menjelaskan, tersangka SPA dan LW melakukan penipuan, penyalahgunaan kewenangan memberikan bayaran atau manfaat dan tujuannya.
Untuk mempekerjakan seseorang atau orang yang calon PMI secara ilegal atau non prosedural yang dapat dikatakan eksploitasi.
Awalnya kasus terungkap berdasarkan informasi PMI yang akan dipekerjakan secara ilegal atau non prosedural.
Penyelamatan terhadap 9 orang yang menjadi korban TPPO dengan melakukan kerja sama bersama dengan pihak terkait.
"Untuk mendalami penyidikan, kami akan bersinergi dengan pihak terkait apakah masih ada temuan-temuan pelaku lainnya terhadap penyidikan dari TPPO ini," ujar Reynold.
Baca juga: 59 Calon Pekerja Migran Laporkan Sponsor Atas Penguasaan Paspor dan Dugaan TPPO
Mengenai peranan masing-masing tersangka, Reynold menjelaskan SPA yang memodali perekrutan PMI mulai dari pasport, keberangkatan bus tujuan Ponorogo untuk pelatihan hingga memberikan uang saku.
Selain mendanai perekrutan calon pekerja, ia juga berperan untuk merekrut calon pekerja, menampung, dan mengirim.
"Proses yang dilakukan tersangka SPA dengan cara melakukan penipuan seolah-olah tersangka memiliki surat tugas untuk merekrut calon migran pekerja," kata Reynold.
Sementara tersangka LW berperan memiliki kantor di Ponorogo untuk memberangkatkan calon pekerja menuju ke Singapura secara ilegal tanpa sepengetahuan kantor pusat.
Modus LW untuk berangkat menuju Singapura dengan cara berpura-pura untuk melakukan wisata.
"Jadi para pekerja migran juga dijanjikan akan mendapatkan gaji yang besar saat bekerja di Singapura," kata Reynold.
Atas pengungkapan kasus ini, pihaknya tengah melakukan pendalaman untuk mengetahui berapa lamanya upaya perekrutan yang telah dilakukan tersangka SPA yang merupakan ASN di Lampung Tengah.
Dari pengungkapan tersebut, pihaknya menemukan sejumlah barang bukti berupa 9 paspor milik korban, 5 tiket bus Putra Remaja tujuan Ponorogo, Jawa Timur.
Berikut, 1 bundel dokumen perizinan milik PT Bhakti Persada Jaya, 6 bundel berkas calon pekerja migran asal Lampung yang telah berangkat ke Singapura.
7 bundel berkas hasil wawancara pembuatan paspor korban di Imigrasi Kotabumi.
"Dua bundel berkas hasil wawancara pembuatan paspor korban di Imigrasi Kediri. Serta satu lembar dokumen surat tugas saudari Srilihai Puji Astuti," terang Reynold.
Kedua tersangka dipersangkakan Pasal 2 Ayat 1, Pasal 4 atau Pasal 10 UU RI 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
"Dengan ancaman hukuman pidana penjara minimal 3 tahun, maksimal 15 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 120 juta dan paling banyak Rp 600 juta,"ujar Reynold. (Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter)
Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Polda Tetapkan Oknum ASN Lampung Tengah Tersangka TPPO