Ganjar Bicara Kolaborasi Pemprov Jateng dan Baznas Latih Para Difabel Keterampilan Mekanik
Ganjar Pranowo mengatakan, pelatihan perbengkelan kepada penyandang disabilitas merupakan ikhtiar Pemprov Jateng dan Baznas Provinsi Jateng.
Penulis: Reza Deni
Editor: Erik S
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng Badan Amal Zakat Nasional (Baznas) provinsi setempat, menggelar pelatihan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Bidang Mekanik Sepeda Motor se-Wilayah Provinsi Jateng, di Gedung SMK Negeri Jateng di Kota Semarang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pelatihan perbengkelan kepada penyandang disabilitas merupakan ikhtiar Pemprov Jateng dan Baznas Provinsi Jateng.
“Kita mencoba membantu penyandang disabilitas agar mandiri. Spirit dari Baznas membantu usaha produktif,” kata Ganjar, Sabtu (12/3/2022).
Dia berharap para peserta pelatihan bisa mendapatkan pendampingan sampai benar-benar lulus sehingga ekonomi mereka bisa naik kelas.
Baca juga: Ganjar Mengaku Surat Penolakan Warga Wadas Tidak Sampai ke Dirinya
Setelah pelatihan teknis, Ganjar melanjutkan, peserta bisa dilatih manajerial agar bisa menjadi wirausaha.
“Sehingga kemandiriannya betul-betul menjadi utuh. Mereka menjadi entrepreneur,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Baznas Jateng KH Ahmad Darodji mengatakan, pelatihan kali itu diikuti sekitar 60 orang peserta.
Mereka akan mengikuti pelatihan perbengkelan mesin sepeda motor. Kegiatan ini sebelumnya juga telah dilakukan dengan jumlah peserta sekitar 50 orang.
“Peserta dari Jateng, komunitas disabilitas. Agar mereka tidak njagakke (mengandalkan lain), tapi mandiri,” kata Darodji di lokasi pelatihan.
Tidak menutup kemungkinan pula, pihaknya akan melakukan pelatihan sepeda motor dengan mesin hybrid.
Hal tersebut, dikatakan Darodji, diharapkan ke depannya mereka bisa mandiri dari segi ekonomi, apalagi Baznas juga memiliki bantuan lain, seperti bantuan modal, dan lainnya.
Seorang difabel peserta pelatihan Sutrisno mengaku, adanya pelatihan membuatnya berpeluang mendapatkan kemampuan tambahan.
“Alasan latihan untuk skill tambahan. Buat skill tambahan. Ada tambahan ekonomi,” kata pria asal Kabupaten Wonosobo itu.
Dia menyadari betul, kesehariannya sebagai pekerja servis elektronik terdampak akibat pandemi, sebab tidak banyak orang yang ingin menyervis alat elektronik kepadanya.
“Dengan cara ikut ini, kita bisa selang selling. Kalau yang profesi asli (pekerja servis elektronik) kosong, saya bisa pindah ke ini (mekanik sepeda motor). Profesi yang akan saya pelajari ini,” pungkas Sutrisno.