Persentase Stunting di 5 Kabupaten di Jawa Tengah Masih
Tahun 2021, Jawa Tengah masih ada 19 kabupaten dan kota dengan kategori kuning
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Jawa Tengah masuk dalam 12 provinsi di Indonesia yang diprioritaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam mengentaskan stunting.
Bukan tanpa alasan, Jawa Tengah masuk dalam provinsi dengan penduduk terpadat di Indonesia.
Menurut Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, masuknya Jawa Tengah ke dalam prioritas provinsi dalam percepatan penanganan stunting bukan karena angkanya tinggi. Melainkan merupakan satu di antara provinsi yang memiliki penduduk terpadat.
"Bahkan, di antara 12 provinsi yang masuk prioritas percepatan penanganan stunting, Jawa Tengah yang paling rendah. Sedangkan ada 7 provinsi yang masuk dalam kategori tinggi," tuturnya.
Baca juga: Menko PMK: Pendidikan Calon Pengantin Penting Untuk Cegah Stunting
Presiden menargetkan pada tahun 2024 angka stunting secara nasional bisa turun hingga 14 persen. Maka dari itu, apabila ada penurunan kasus di 12 provinsi prioritas tersebut kemungkinan besar target bisa tercapai. Saat ini angka stunting nasional masih tinggi yaitu 24,4% atau kira-kira 5,33 juta balita mengalami stunting.
"Kuncinya ada di 12 provinsi ini. Kalau semuanya bisa turun, maka target nasional terpenuhi. Selain Jawa Tengah, ada provinsi Jabar, Jatim, Banten, dan Sumatera Utara. Angka penurunan stunting di Jawa Tengah sudah bagus, mencapai 20,8 persen. Lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya," jelasnya.
Untuk mengatasi stunting di Jawa Tengah, tidak hanya mengandalkan peran dari BKKBN saja. Melainkan juga peran dari seluruh kepala daerah hingga tim pendamping keluarga yang diterjunkan di tiap desa.
Baca juga: Targetkan Penurunan Stunting 14 Persen, Pemerintah Beri Pendampingan Pranikah
"Saya melihat respon kepala daerah di Jawa Tengah cukup baik dalam mengatasi stunting warganya. Terutama Kabupaten Boyolali itu pemeriksaan calon pengantinnya sudah bagus. Di Kota Semarang juga bagus, tiap kecamatan sudah diberi anggaran untuk membantu ibu hamil yang kekurangan gizi," terang Hasto mantan Bupati Kulonprogo dua periode.
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, Jawa Tengah masih ada 19 kabupaten dan kota dengan kategori kuning (prevalensi 20 sampai 30 persen). Diantaranya Kendal, Kota Semarang, Blora, Banyumas, Batang, Kabupaten Magelang, Banjarnegara, Kota Tegal dan Pemalang.
"15 kabupaten/kota lainnya berkategori hijau dengan prevalensi di kisaran 10 hingga 20 persen. Di antaranya
Sukoharjo, Kabupaten Pekalongan, Sragen, Rembang, Cilacap, Kudus, Purbalingga dan Kabupaten Semarang. Sementara Grobogan menjadi kabupaten di Jawa Tengah yang berstatus biru, yakni memiliki dibawah prevalensi 10 persen. Tepatnya di angka 9,6 persen," paparnya.
Apabila diurutkan dari yang terbesar prevalensinya, ada lima kabupaten. Di antaranya Kabupaten Wonosobo, Tegal, Brebes, Demak, dan Jepara. Sedangkan yang terendah ada Kabupaten Grobogan, Kota Magelang, Wonogiri, Kota Salatiga dan Purworejo.
Agar sesuai dengan target nasional penurunan angka stunting 14 persen, maka laju penurunan stunting per tahun haruslah di kisaran 3,4 persen. Dengan melihat kondisi aktual yang terjadi saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah diminta pada tahun 2024 agar tidak ada kabupaten dan kota di wilayah Jawa Tengah yang berstatus merah.
Baca juga: Megawati: Harusnya Stunting Tak Ada di Republik Ini, Titik
Sebanyak 600 ribu orang yang menjadi anggota tim pendamping keluarga disebar ke 74 ribu desa. Mereka akan dilatih dan mendampingi calon pengantin atau calon pasangan usia subur, ibu hamil, Ibu dalam masa interval kehamilan, serta anak usia 0 - 59 bulan," pungkasnya.
Banyak Posyandu Tutup