Populasi Belalang Kembara Meningkat, Mulai Rusak Tanaman dan Sawah, Warga Sumba Timur Resah
Warga di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, saat ini menghadapi masalah serangan hama belalang kembara.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, saat ini menghadapi masalah serangan hama belalang kembara.
Populasi belalang mulai merusak tanaman dan persawahan.
Kondisi itu bisa mengancam sekitar 250 ribu penduduk setempat mengalami kelaparan.
Hasil pemantauan langsung yang telah dilakukan Tani Center IPB ke lokasi saat ini belalang kembara telah menyerang sekitar 2.772 hektare kebun jagung.
Kemudian ada sebanyak 483 hektare tanaman padi sudah dirusak oleh belalang kembara.
"Serangan belalang kembara sepertinya tidak akan segera berkurang sebab," kata Prof Hermanu Triwidodo, kepala Tani Center IPB University, dalam keterangannya kepada media di Bogor, Kamis (7/4/2022).
Baca juga: Ribuan Belalang Lakukan Migrasi ke Arah Kota Waingapu
Ia menilai saat ini belalang sedang berada pada fase migratory, dimana belalang bergerak secara massif menyerbu dan memakan tanaman di tiap kebun, sawah, ladang penggembalaan, dan memangsa apa saja yang mereka lalui.
“Saat ini belalang juga sudah menyerbu pemukiman. Belalang memenuhi halaman, jalan dan ruang terbuka sekitar rumah. Ini sudah sangat mengkhawatirkan,” kata Hermanu.
Umbu Diky, kepala Desa Palangggai, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menceritakan betapa ancaman belalang kembara ini sudah sangat meresahkan warganya.
“Serangannya sudah sangat menganggu kehidupan kami di rumah. Semua ini sangat menakutkan kami,” ujarnya.
Baca juga: Banyak Dijumpai di Indonesia, Belalang Ini Sanggup Memangsa Burung dan Melahap Otaknya
Afly Uru Emu, perempuan tani asal Desa Mbatakapidu, Sumba Timur, menyampaikan kecemasannya terhadap populasi belalang yang telah merusakan tanaman jagung miliknya.
“Sekarang ini belalang sudah mulai banyak di sekitar kebun. Tanaman jagung di kebun itu untuk makan kami. Semoga tidak habis dan bisa dipanen karena kalau tidak kami susah untuk makan,” katanya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Tani Center IPB University bersama sejumlah lembaga menggagas aksi sosial untuk membantu warga di Sumba Timur.
“Untuk itu kita ingin ada gerakan IPB Peduli dengan rencana mengirimkan para ahli maupun bantuan dalam bentuk dana tunai agar membantu warga di Sumba Timur,” kata Hermanu.
Tani Center IPB menggandeng Klinik Tanaman IPB, Gerakan Petani Nusantara (GPN), Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), MaxFM 96.9, dan Yayasan Masster.
Aksi peduli ini diwujudkan dengan gerakan 1 Kg beras/jagung untuk 2 kg belalang kembara.
Hermanu menjelaskan gerakan ini telah digulirkan sejak minggu lalu.
Donasi beras atau jagung yang terkumpul, kata dia, nantinya ditukarkan dengan belalang hasil tangkapan masyarakat. Setiap dua kg belalang akan ditukarkan dengan 1 kg beras/jagung.
“Gerakan ini dimaksudkan sebagai upaya mengurangi serangan belalang kembara di Sumba Timur. Dengan Gerakan ini diharapkan dapat memicu aksi kolektif dari para pihak seperti pemda, petani, dan masyarakat luas,” katanya.