Manajemen Kenjeran Park Bantah Penyebab Ambrolnya Perosotan karena Kurang Perawatan
Beda pendapat soal dugaan penyebab ambrolnya perosotan Kenjeran Park antara BPBD Kota Surabaya dan pihak Manejemen.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - General Manajer (GM) Kenjeran Park (Kenpark) Surabaya, Paul Steven menampik dugaan penyebab ambrolya perosotan karena kurangnya perawatan wahana.
Menurut Paul, setiap hari pihaknya melakukan pengecekan secara menyeluruh dan berkala.
"Kalau pagi, otomatis, sebelum beroperasi ada yang mengecek semua."
"Seperti mengecek air, dan secara keseluruhan tidak ada masalah ya sudah. Kalau maintenance dilakukan setiap hari," kata Paul, dilansir Surya, Minggu (8/5/2022).
Baca juga: Daftar Identitas Korban Ambrolnya Seluncuran Kenjeran Park, Total Korban Ada 16 Orang
Baca juga: Kronologi Seluncuran Kolam Renang Kenjeran Park Surabaya Ambrol, Tidak Ada Korban Meninggal
Ia mengatakan, penyebab runtuhnya seluncuran tersebut diduga karena ada pengunjung yang sengaja berhenti di sebuah titik saluran seluncuran.
Sehingga terjadi penumpukan yang menyebabkan seluncuran tidak kuat menahan beban di atasnya.
"Informasi yang saya terima, ada pengunjung yang mungkin paling depan, namanya orang bermain kan nyetop, ya, mungkin terjadi penumpukan (lalu jebol)."
"Tetapi itu informasi sementara (dugaan awal)," jelas Paul.
Pendapat BPBD Surabaya
Diberitakan Surya sebelumnya, pernyataan mengenai dugaan penyebab insiden Kenpark karena kurangnya perawatan wahana disampaikan oleh Plt BPBD Kota Surabaya, Ridwan Mubarun.
Ia mengatakan, insiden ini diduga karena permukaan bahan seluncuran di wahana tersebut tidak kuat menahan beban berat.
Ridwan mengklaim rusaknya komponen seluncuran lantaran kurangnya mekanisme perawatan.
Hal itu berdasarkan informasi awal dari sejumlah saksi oleh BPBD Kota Surabaya yang melakukan pertolongan pertama di lokasi.
Baca juga: Seluncuran Kolam Renang Kenjeran Park Surabaya Diduga Patah: Belasan Anak-anak Jatuh
"Berdasarkan keterangan dari pengunjung, wahana tersebut diperbolehkan oleh pihak pengelola untuk bermain di perosotan."
"Penyebabnya, ada dugaan pihak pengelola kurang melakukan maintenance terhadap wahana tersebut," ungkap Ridwan, Sabtu (7/5/2022).
Kendati demikian, Ridwan tetap akan menghormati proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.
"Tetapi segala bentuk hasil penyelidikan kami serahkan kepada pihak kepolisian dalam hal ini Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya," pungkasnya.
Kronologi kejadian
Diwarkan Tribunnews.com, ambrolnya perosotan terjadi pada Sabtu (7/5/2022) sekitar pukul 13.45 WIB.
Kejadian bermula saat perosotan sudah mengalami kebocoran sebelum kejadian.
Namun, perosotan itu tetap dipergunakan hingga melebihi batas.
Seorang saksi mata bernama Yusuf mengatakan, terdapat sejumlah anak-anak sebelum perosotan ambrol.
Mereka diduga sengaja berhenti untuk menahan laju prosotan dengan cara berdiri.
Baca juga: Berbagai Spekulasi Muncul terkait Penyebab Ambrolnya Seluncuran Kenjeran Park Surabaya
"Awalnya papan seluncur itu tidak boleh, seperti anak kecil di tengah-tengah ngumpul, takutnya kan bebannya, kan ada airnya (berat, red)," katanya.
"Biasanya (juga, red) ada, penjaga seluncurnya, cuma tadi katanya orang sana ada, cuma saya enggak naik kurang tahu," jelasnya.
Berdasarkan pengamatan Yusuf di lokasi, ketinggian permukaan komponen seluncur yang jebol itu, sekitar 8-9 meter.
"Kayaknya kalau rumah, 3 lantai rumah. Kayaknya 8-9 meter (ketinggian)," kata bapak satu anak asal Bendul Merisi Tenggilis Mejoyo Surabaya itu.
Jumlah korban
Ambrolnya seluncuran tersebut mengakibatkan sejumlah pengunjung mengalami luka-luka.
Total korban insiden yang terjadi pada siang hari itu berjumlah 16 orang.
Rinciannya, tiga orang dewasa dan 13 lainnya masih usia anak-anak bahkan ada yang usianya baru genap 17 tahun.
Informasi terssbut disampaikan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Anton Elfrino.
"Wahana Kenjeran waterpark ada perosotan air ambruk, kami langsung masuk ke dalam mengecek untuk memastikan bahwa tidak ada korban lain," katanya, dikutip dari Kompas.com, Minggu (8/5/2022).
Seluruh korban juga telah dibawa ke rumah sakit dan sejauh ini tidak ada korban meninggal dunia.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Endra Kurniawan)(Surya.co.id/Luhur Pambudi)(Kompas.com /Muchlis)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.