Teror Busur Hantui Kota Kendari, Dalam Sehari 3 Orang Jadi Korban hingga Dilarikan ke RS
Dalam satu hari Minggu (15/5/2022) terjadi 3 kasus pembusuran di Kota Kendari, korban ada yang dilarikan ke RS, pelakunya OTK.
Penulis: Theresia Felisiani
"Ya kita dukung penuh karena kita sudah menerima banyak keluhan mengenai keresahan masyarakat," ujar Rajab.
Baca juga: Polda Sumsel Tangkap Jukir Viral yang Palak Bus Pariwisata Rp 100 Ribu, Begini Pengakuan Sang Jukir
Baca juga: Pulang Nonton Dangdut, Warga Jepara Dikeroyok, Lehernya Ditebas Parang hingga Tewas
Selain itu, tentunya juga dibutuhkan peran Pemerintah Kota Kendari sebagai stakeholder terkait dan yang memiliki kebijakan.
Agar ikut berkontribusi dalam penanganan kasus penyerangan OTK ini. Di mana Pemkot Kendari harus berkoordinasi sampai ditingkat RT dan RW untuk mendata dan memantau warganya.
Tak hanya itu, Rajab Jinik juga meminta agar semua komunitas motor dan juga masyarakat untuk terus berhati-hati dalam beraktivitas di malam hari.
"Kita minta agar masyarakat jika mereka tahu ada informasi para pelaku ini supaya dilaporkan saja, meresahkan ini," ucap Ketua Ikatan Motor Indonesia Kota Kendari
Marak Kasus Pembusuran di Kota Kendari, Mahasiswa dan Ojol Ini Dibikin Resah Usai Dibuntuti OTK
Kasus penyerangan oleh orang tak di kenal atau OTK, seperti kasus-kasus pembusuran belakangan ini tengah marak di masyarakat Kota Kendari.
Tentu kasus penyerangan ini membuat masyarakat menjadi resah.
Seperti halnya yang dirasakan seorang mahasiswa, Rizaldin.
Ia mengaku pernah diikuti orang tidak dikenal saat sedang berkendara di area Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Hal itu membuatnya resah.
"Waktu itu saya pulang dari kerja tugas, terus ada yang ikuti saya. Pas saya balap mereka juga ikut balap, untung saat saya berhenti di warung, mereka langsung pergi," bebernya, Minggu (15/5/2022).
Baca juga: Video Viral Mobil Polisi di Tulungagung Tabrak Motor Ojol hingga Drivernya Terpental
Rasa cemas dan takut juga dirasakan pengemudi ojek online (Ojol), Ismail. Ia mengaku merasa was-was, resah dan takut menjadi korban penyerangan OTK.
Apalagi profesinya sebagai Ojol yang kadang mengharuskannya beraktivitas di malam hari.
"Kalau ada kasus begini kita juga jadi resah, keluarga juga pasti ikut resah, apalagi kita ini beraktivitas sampai malam hari, kalau tidak kerja bagaimana mau biayai keluarga di rumah," ujar Ismail.
Sebelumnya, Kapolresta Kendari Kombes Pol M Eka Faturrahman, mengatakan jika pihaknya telah bekerjasama dengan Brimob Sultra.
Serta Direktorat Samapta (Ditsamapta) guna melakukan operasi khusus yang berkaitan dengan kasus kriminalitas tersebut.
Ia mengatakan, titik operasi akan dilakukan pada tempat-tempat yang rawan terjadi kasus pembusuran, termasuk ditempat-tempat yang ramai dengan anak-anak muda.
"Tingkat keefektifan operasi, yang dilaksanakan perlu adanya kolaborasi untuk menyekat sejumlah wilayah yang rawan pembusuran," katanya. (tribun network/thf/TribunSultra.com)