Tradisi Bakar Batu Menewaskan Seorang Warga, Pemkab Lanny Jaya Papua Bayar Tanda Damai Rp 5 Miliar
Penjabat Bupati Lanny Jaya Petrus Wakerkwa sebagai tuan acara menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa tersebut.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA – Provinsi Papua membayar Rp 5 miliar sebagai bentuk permohonan maaf buntut terjadinya konflik masyarakat di Kabupaten Lanny Jaya.
Sebelumnya terjadi konflik saat acara Barapen (tradisi bakar batu) dalam acara syukuran dan penjemputan Penjabat Bupati Lanny Jaya, Petrus Wakerkwa.
Konflik itu mengakibatkan seorang warga meninggal dunia, belasan lainnya ringan serta luka berat .
Penjabat Bupati Lanny Jaya Petrus Wakerkwa sebagai tuan acara menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa tersebut.
"Atas terselengaranya kegiatan Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya telah memakan korban. Atas nama pemerintah kami menyampaikan permohonan maaf," ujar Petrus Wakerkwa di depan kedua kelompok, Sabtu (11/6/2022).
Petrus mengatakan, keluarga besar Murib Tabuni, Murib Telengen, Wakerkwa, Wanimbo dan semua elemen masyarakat Lanny Jaya, dia atas nama Pemda Lanny Jaya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
Baca juga: Upacara Bakar Batu di Lanny Jaya Papua Diwarnai Aksi Saling Serang, Seorang Warga Tewas, 14 Luka
"Dana Rp 5 miliar yang kami berikan ini sebagai bentuk damai. Bahwa tidak ada lagi perang antar kedua pihak. Perang sudah selesai kita kembali beraktivitas masing- masing," pintanya.
Ia menambahkan, kedepannya tidak ada lagi konflik hingga menghilangkan nyawa sesama manusia, sesama saudara, dan sesama warga Lanny Jaya.
Sebelumnya diberitakan, Otopinus Morip (39) tewas saat terjadi konflik di depan Kantor Bupati Lanny Jaya, Papua, Kamis (9/6/2022) pukul 12.06 WIT.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, pertikaian dipicu kesalahpahaman saat warga menggelar upacara Bakar Batu.
Acara ini juga disertai ibadah syukur.
Sementara 12 orang lainnya mengalami luka ringan, dua orang luka berat dan satu Honai terbakar.
"Awalnya kedua kelompok atas dan kelompok bawah ini bersama-sama melakukan acara bakar batu, namun terjadi kesalahpahaman sehingga terjadi aksi saling serang menggunakan batu dan kayu," kata Kamal dalam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Jumat (10/6/2022).