Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Langkah Desa Sukorejo Sragen Tekuni Biogas, Berbuah Mandiri Energi dan Perkuat Ekonomi

Desa Sukorejo di Kabupaten Sragen mengembangkan biogas dari kotoran sapi sehingga kini warganya telah mandiri energi.

Penulis: Daryono
Editor: Miftah
zoom-in Langkah Desa Sukorejo Sragen Tekuni Biogas, Berbuah Mandiri Energi dan Perkuat Ekonomi
Tribunnews.com/Daryono
Sriyanto, warga Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen menyalakan kompor yang menggunakan biogas dari kotoran sapi di rumahnya, Kamis (17/6/2022). 

Kendala itu misalnya terjadi pengendapan pada biodigester sehingga gas menjadi mampet. Namun, saat ada kendala, dirinya bersama sang suami, Widodo, segera berupaya melakukan perbaikan agar masalah bisa segera diatasi.

“Kalau ada yang rusak ya nguprek kalih pak e (memperbaiki bersama suami,-Red),” ujarnya.

Lampu petromaks yang menggunakan bahan bakar biogas tampak menyala di rumah seorang warga Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Foto diambil pada Kamis (17/6/2022).
Lampu petromaks yang menggunakan bahan bakar biogas tampak menyala di rumah seorang warga Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Foto diambil pada Kamis (17/6/2022). (Tribunnews.com/Daryono)

Pasri merupakan satu dari 54 keluarga di Desa Sukorejo yang kini sudah mandiri secara energi.

Mereka tidak lagi menggunakan gas LPG Pertamina melainkan menggunakan biogas dari kotoran sapi.

Potensi kotoran sapi di Sukorejo bisa dibilang melimpah mengingat sebagian besar penduduk Sukorejo berprofesi sebagai petani padi dan memelihara ternak sapi.

Desa Sukorejo adalah desa paling selatan yang berada di sisi tenggara Kabupaten Sragen.

Desa berpenduduk 2.642 jiwa ini berbatasan langsung dengan Kabupatan Karanganyar, Jawa Tengah dan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Berita Rekomendasi

Tidak sekedar mandiri secara energi, Sukorejo juga mandiri secara pangan melalui pertanian padi organik.

Pertanian padi organik ini didukung adanya pupuk kandang dan limbah cair dari biodigester yang disebut slurry.

Oleh warga, slurry dipakai sebagai pupuk tanaman padi.

“Tanaman padi kami itu pakai pupuk kandang dan pupuk cair yang berasal dari digester biogas. Tidak lagi memakai pupuk kimia,” kata Sriyanto, Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki Sukorejo saat ditemui di rumahnya RT 05 Plalangan, Sukorejo, Kamis (17/6/2022).

Baca juga: Jokowi Harap Jerman Jadi Mitra Pengolahan Potensi 474 Giga Watt Sumber Energi Baru dan Terbarukan RI

Pertanian organik yang dikembangkan di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Tampak sprinkle yang digunakan untuk menyiramkan pupuk cair secara otomatis. Foto diambil pada Kamis (17/6/2022).
Pertanian organik yang dikembangkan di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Tampak sprinkle yang digunakan untuk menyiramkan pupuk cair secara otomatis. Foto diambil pada Kamis (17/6/2022). (Tribunnews.com/Daryono)

Baca juga: Jokowi Kembali Singgung Besarnya Subsidi Energi yang Dikeluarkan Pemerintah

Sriyanto melanjutkan, terintegrasinya ternak sapi yang menghasilkan biogas degan pertanian, membuat setiap keluarga yang sudah menggunakan biogas mendapatkan keuntungan berlipat-lipat.

“Jadi setiap keluarga keuntungannya memang dobel-dobel. Sudah tidak beli gas LPG, tidak beli pupuk kimia, masih lagi mendapat untung dari bertani padi organik dan memelihara ternak sapi,” ungkap Sriyanto yang telah menggunakan biogas sejak 2015 ini.

Kepala Desa Sukorejo, Sukrisno mengatakan program biogas di Sukorejo dimulai sejak tahun 2015.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas