Bantu Petani, Tanaman Eceng Gondok di DPSP Danau Toba akan Diolah Jadi Pupuk Organik
Pengolahan eceng gondok yang diproduksi menjadi pupuk cair dan padat ini dilakukan PT Mayora Indah, Tbk dengan menggandeng Institut Teknologi Del
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eceng gondok (eichornia crassipes) merupakan jenis tanaman yang banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
Tanaman ini umumnya tumbuh di perairan seperti sungai maupun danau dan kerap merusak tatanan ekosistem di sekitarnya.
Namun jika dikelola dan diolah secara benar, maka tanaman ini dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi mereka yang memanfaatkannya.
Mulai dari sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan tangan hingga bahan baku pengolahan pupuk.
Mengolah eceng gondok sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan tangan, tentunya merupakan hal yang biasa.
Namun bagaimana jika eceng gondok diolah menjadi pupuk cair dan pupuk padat ?
Pengolahan eceng gondok yang diproduksi menjadi pupuk cair dan padat ini sebenarnya sedang dilakukan PT Mayora Indah, Tbk dengan menggandeng Institut Teknologi Del.
Baca juga: 22 Anggota Rombongan Pemancing Jakarta Terjebak di Waduk Jatiluhur, Dipicu Gundukan Enceng Gondok
Hal ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama secara simbolis Pemanfaatan Eceng Gondok di Destinasi Pariwisata Super Priotas (DPSP) Danau Toba, Jumat (8/7/2022).
Melalui pembangunan fasilitas pengolahan ini, diharapkan dapat membawa dampak positif dalam mengurangi populasi eceng gondok di DPSP Danau Toba, Sumatra Utara.
Langkah ini pun turut didukung Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves).
Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kemenko Marves, Kosmas Harefa mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan tugasnya secara optimal dalam melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian untuk menjadikan DPSP Danau Toba sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Ia pun mengakui bahwa keberadaan eceng gondok selama ini memang menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak, karena pertumbuhannya yang terbilang sangat pesat.
Ini terlihat dari populasinya yang meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu 7 hari, yakni awalnya hanya 100 meter persegi menjadi 200 meter persegi sehingga pertumbuhannya justru berdampak pada berkurangnya keindahan Danau Toba.