Implementasi Program Guru Penggerak di SMP 1 Banjarmasin Direspon Positif
Program Guru Penggerak berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui guru sebagai agen teladan dan obor perubahan
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengeluarkan berbagai kebijakan Merdeka Belajar, di antaranya Program Guru Penggerak dan Program Sekolah Penggerak.
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Salah satu sekolah yang menerapkan Guru Penggerak ialah SMPN 1 Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Kepala SMPN 1 Gusti Khairur Rahman mengatakan Program Guru Penggerak merupakan tantangan sekaligus update terhadap perkembangan zaman kepada tenaga pengajar.
“Guru mendapat tantangan, ini merupakan semacam atau model baru. Yang saya rasakan, guru-guru penggerak ini memberikan inovasi kepada guru-guru lain,” kata Gusti Khairur Rahman di SMPN 1 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (20/7/2022).
Baca juga: Kemendikbudristek: Lulusan Guru Penggerak Bakal jadi Penggerak Pendidikan di Indonesia
Guru Penggerak SMPN 1 Norliani menceritakan awal mula dirinya mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak. Ia menjelaskan motivasi dirinya menjadi Guru Penggerak ini.
“Saya ingin melakukan perubahan walaupun kecil tetapi secara berkelanjutan dan berdampak positif bagi murid baik dari segi akademik maupun non akademik,” kata Norliani.
Ia menambahkan, alasan selanjutnya dirinya mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak juga untuk mendukung peningkatan kualitas pembelajaran sesama tenaga pengajar, baik di lingkungan sekolah maupun komunitas.
“Setelah mengikuti proses pendidikan, dampak yang saya rasakan yaitu saya mengetahui dan memahami filosofi Pendidikan menurut Ki Hadjar dewantara dan berusaha menerapkannya di dalam keseharian saya dalam mendidik murid,” ucapnya.
Dampak itu, lanjut Norliani, utamanya berhubungan dengan perkembangan zaman, sehingga Program Guru Penggerak yang dilakukannya bisa memberi angin segar terhadap mekanisme pengajaran hingga menerapkan budaya positif bersama murid.
Adapun selama mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak, Norliani mengaku dapat menghasilkan aksi nyata berupa penerapan budaya positif kesepakatan kelas, berkata sopan kepada teman, guru, saudara baik di sekolah, di rumah ataupun media sosial.
“Selain itu aksi nyata yang saya lakukan berkolaborasi dengan guru lain yaitu Program Klub Matematika yang bertujuan untuk menyiapkan tutor sebaya untuk pembelajaran matematika,” kata dia.
Ni Nyoman Gayatri Puspa Wardhani (Gea) dan Albi Tami Fardiansyah (Albi) punya pandangan serupa mengenai implementasi Guru Penggerak di sekolahnya. Siswa kelas VIII di SMPN 1 Banjarmasin ini merasa senang dengan metode baru dalam pembelajaran ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.