Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Hanya Dipaksa Setubuhi Kucing, Bocah SD di Tasikmalaya Mengaku Kerap Dipukul Teman-temannya

Bocah SD di Tasikmalaya yang meninggal karena depresi menjadi korban bullying, tak hanya dipaksa setubuhi kucing. Ia kerap dipukuli para pelaku.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Tak Hanya Dipaksa Setubuhi Kucing, Bocah SD di Tasikmalaya Mengaku Kerap Dipukul Teman-temannya
net
Ilustrasi penganiayaan. Berita bocah SD di Tasikmalaya yang meninggal karena depresi menjadi korban bullying, tak hanya dipaksa setubuhi kucing. Ia kerap dipukuli para pelaku. 

TRIBUNNEWS.COM - Nasib nahas menimpa F (11), bocah SD di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang menjadi korban bullying teman-temannya.

F meninggal dunia pada Minggu (18/7/2022), karena depresi menjadi korban perundungan usai dipaksa teman-temannya menyetubuhi seekor kucing.

Tragisnya, aksi itu direkam para pelaku hingga videonya pun tersebar luas.

Ternyata, F tak hanya dipaksa melakukan aksi tak senonoh tersebut.

Kepada ibunya, F mengaku kerap dipukuli teman-temannya saat main bersama.

"Sebelum kejadian rekaman itu, korban juga mengaku suka dipukul-pukul oleh mereka."

Baca juga: UPDATE Bocah SD Dipaksa Bersetubuh dengan Kucing, Resmi Dilaporkan hingga Dikecam Ridwan Kamil

"Sampai puncaknya dipaksa begitu (sama kucing)," ungkap ibu F, T (39), saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/7/2022).

BERITA TERKAIT

Puncaknya, F pun merasa depresi akibat perlakuan kasar teman-temannya.

Ia merasa malu setelah videonya menyebar hingga tak bersedia makan dan minum.

Buntutnya, F pun harus dirawat di rumah sakit hingga akhirnya meninggal.

"Sepekan sebelum meninggal dunia, rekaman itu menyebar dan (dia) di-bully teman-temannya semakin menjadi-jadi."

"Anak saya jadi malu, tak mau makan minum, melamun terus sampai dibawa ke rumah sakit dan meninggal saat perawatan," tutur T.

Diketahui, bullying yang dialami oleh F ternyata sudah selesai di tingkat Rukun Warga (RW).

Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dinas Sosial Kabupaten Tasikmalaya, Aan Yuliati, mengungkapkan korban dan pelaku sempat dipertemukan langsung oleh petugas RW dan RT setempat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas