Sosok Profesor Samekto Wibowo, Guru Besar UGM yang Tewas Terseret Ombak di Gunungkidul
Semasa hidup, Prof Samekto Wibowo dikenal sebagai pribadi yang sabar dan kebapakan. Ia mendorong junior-juniornya untuk maju.
Editor: Willem Jonata
Oleh karenanya, kepergian Prof Semekto membawa duka mendalam bagi Universitas Gadjah Mada.
"Kami merasa sangat kehilangan," kata Prof Ova.
Hadiri acara reuni
Prof Ova menjelaskan, Prof Samekto Wibowo mengikuti acara reuni di Pantai Pulang Sawal. Kegiatan reuni ini sudah berlangsung sejak kemarin.
Baca juga: Pria Gunungkidul Ditemukan Tak Bernyawa dalam Rumah, Diduga Meninggal karena Serangan Jantung
"Itu angkatan 62 sampai 65, reuni angkatan. Itu FKKMK dokter-dokter itu dan kegiatannya sejak kemarin," ucapnya.
Peserta reuni ini kemudian jalan-jalan di Pantai Pulang Sawal, Kabupaten Gunungkidul. Kebetulan, ada alumni yang mempunyai vila di sana.
"Itu ya mau foto-foto lah. Mau foto-foto terus kemudian ada ombak, jatuh belum sempat (berdiri), ada ombak lagi terus keseret," tegasnya.
Prof Ova mengungkapkan sampai saat ini jenazah Prof Samekto Wibowo masih berada di RSUD Wonosari, Gunungkidul.
"Ini sementara di RSUD Wonosari, jadi ini masih koordinasi (untuk pemakaman), di mana dan kapan. Biasanya kalau ada guru besar biasanya ada penghormatan di Balairung, cuman belum tahu ini kan weekend, ini baru koordinasi," ucapnya.
Kronologi insiden
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Surisdiyanto menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa Prof Sammekto.
Menurut Surisdiyanto, korban bersama rombongan datang ke pantai Pulang Sawal yang dikenal dengan Indrayanti.
Mereka melakukan foto bersama di bawah tebing sebelah kanan pantai Pulang Sawal sekitar pukul 11.00 WIB.
"Petugas SAR Satlinmas sudah mengimbau agar menepi, tetapi tidak dihiraukan," kata Suris.