GoFood jadi Senjata Para Ibu Jaga Eksistensi Bisnis Kuliner Rumahan di Tengah Gempuran Pandemi
Inilah cerita para ibu rumah tangga yang kuat bertahan menjalankan bisnis rumahan mereka di tengah pandemi covid-19, dibantu layanan GoFood.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
"Memang dulu saat parah-parahnya virus corona menyeruak sempat omzet turun drastis bahkan hingga 50 persen lebih, tidak hanya itu saya juga melakukan pengurangan karyawan," lanjutnya.
"Namun yang penting kita harus istiqomah, kita harus tetap buka, istilahnya harus standby dengan produk kita, harus sebisa mungkin apa yang orang cari kita menyediakan," tutupnya.
Bantu Keuangan Keluarga
Seorang ibu rumah tangga lainnya, bernama Lia (46) juga menggeluti bisnis kuliner rumahan, dan tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Dirinya mengembangkan kedai bernama Sae Food di kawasan Mayang, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang menjajakan varian makanan fusion hingga frozen food.
Dirinya memulai bisnis bernama Sae Food tersebut tiga tahun lalu, pada 2018.
Baca juga: Gojek Kolaborasi dengan KAI Ajak Pengguna Berwisata Pakai Transportasi Publik
“Dulu saya pekerja kantoran, tapi karena sudah bersuami dan memiliki anak, saya stop pekerjaan saya, agar bisa maksimal mengurus rumah, "ujarnya kepada Tribunnews.
Hingga akhirnya waktu bergulir, dinamika kehidupan, ibu dua anak tersebut memutuskan untuk merintis usaha kuliner.
Dengan harga yang tergolong terjangkau dirinya menyediakan aneka makanan harga mulai Rp 5.000 hingga paling mahal hanya Rp26 ribu.
Di antaranya ada Rice Bowl Chicken Katsu, Nasi Ayam Geprek, Nasi Babat Gongso, Paket Nasi Telur, aneka steak hotplate, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya itu aneka snack juga dijajakannya, termasuk siomay, tahu bakso, sosis, dan lainnya, pun aneka minuman.
"Hingga akhirnya saya daftarkan usaha kuliner saya ke GoFood, efektif sekali, saat itu cepet banget prosesnya hanya 1 minggu, pun saya daftar lewat online dibantu suami," ungkapnya.
Tak dipungkirinya, teknologi pemasaran secara online dapat memperluas jangkauan pasarnya.
Awalnya hanya kisaran Sukoharjo, namun kini merangkup hingga Soloraya.
"Saya kan pakai GoBiz, aplikasi ini bisa bantu para mitra UMKM seperti saya untuk menaikkan skala bisnis, terlebih di saat-saat pandemi Covid-19 ini," ujarnya.
Menurutnya GoBiz ini bisa membuat efisiensi operasional dengan beberapa fiturnya.
Layanan GoBiz juga, bagi Lia, tidak memberatkannya, istilahnya "bagi orang gaptek sekalipun mudah dipelajari" kata Lia.
Hingga kini kemandirian Lia bersama Sae Food, tentunya dengan dukungan keluarga, juga sistem penjualan online lewat GoFood membuahkan hasil.
Karena pasar semakin luas, beberapa pesanan pun diterima, baik untuk ulang tahun, pengajian, Jumat berbagi, hingga banyak acara lainnya.
Permintaan frozen food juga 300 porsi makanan dikalkukasi dapat dijualnya.
"Untuk omzet sebulan sekira Rp8 juta, bisa untuk membantu keuangan keluarga kami," imbuhnya.
Bantu UMKM Naik Kelas
Baca juga: Tingkatkan Pengalaman Kuliner, GoFood Hadirkan Teknologi Robot Otomatis
Perkembangan industri kuliner di Indonesia memang terbantu dengan adanya platform digital online GoFood.
Hal tersebut dikatakan oleh Retno Tanding Suryandari, pakar ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), kepada Tribunnews.com, Senin (31/10/2022).
Menurut Retno, revolusi digital menjadi paradigma baru di bidang ekonomi dan keuangan, sehingga, UMKM harus mampu mengikuti perkembangannya.
"Platform digital GoFood misalnya, memberikan akses pasar yang lebih luas pada UMKM kuliner," ujarnya.
Yang kedua, GoFood sendiri membantu UMKM mengembangkan produk kulinernya dengan minim modal.
UMKM pemula tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk tempat usaha, mereka dapat melakukanya dari rumah, sehingga akah lebih efektif.
Pun mereka pelaku UMKM juga dapat membuka peluang lapangan kerja.
Dan tujuan besarnya, GoFood, lanjut Retno, dapat membantu UMKM kuliner naik kelas.
"Yang terpenting platform digital ini kalau bisa jangan membuat UMKM bersaing pada harga tapi bagaimana mereka membuat produknya tetap baik dari sisi kualitas dari sisi desainnya dan lain-lain," kata Retno.
Karena apabila UMKM akan berfokus pada persaingan harga belaka justru akan melupakan dari sisi kualitas produk.
Gojek Gelar Kelas Bincang Biznis untuk UMKM
Bicara soal kualitas, Gojek Indonesia juga memiliki fokus untuk ikut serta mengembangkan produk UMKM lokal.
Termasuk dengan diselenggarakannya Bincang Biznis di Solo pada Sabtu, 29 Oktober 2022 lalu.
Bincang Biznis merupakan program edukasi terbaru yang digelar Gojek.
Program ini digelar dengan tujuan mendukung ketahanan UMKM kuliner setempat terhadap berbagai tantangan termasuk tantangan akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Riset: GoFood Leading di Bisnis Layanan Pesan Antar Makanan Online
Seperti diketahui sekitar 80 persen UMKM yang telah bergabung di ekosistem digital memiliki resiliensi (kemampuan untuk bangkit dan pulih) lebih baik di tengah pandemi Covid-19, berdasarkan studi dari Bank Dunia
Data tersebut sekaligus menunjukkan peluang bagi UMKM yang telah go digital untuk terus tumbuh
secara kuat dan berkelanjutan.
Gojek sendiri secara konsisten menghadirkan berbagai program edukasi terbuka bagi UMKM yang telah go digital agar daya tahan dan resiliensi tetap terjaga bahkan meningkat.
“Kami memahami bahwa transformasi digital bagi UMKM juga perlu disertai peningkatan literasi digital dan keuangan, serta pengetahuan akan produk digital itu sendiri. Oleh karena itu, pada kelas Bincang Biznis di Solo ini, para pelaku UMKM kuliner tidak hanya mendapat pelatihan seputar topik bisnis yang menarik dan relevan, namun juga mengenal lebih jauh GoBiz sebagai satu aplikasi digital yang memudahkan operasional bisnis UMKM dengan beragam solusi bisnis online yang mampu menjangkau jutaan pengguna Gojek dan Tokopedia," ujar Group Head of Merchant Marketing Gojek dan GoTo Financial, Bayu Ramadhan, menurut rilis yang diterima Tribunnews.com.
Bertahan di Tengah Pandemi
Head of Regional Corporate Affairs GoJek Regional Jawa Tengah dan Jawa Barat, Mulawarman, menerangkan memang hampir 96 persen mitra merchant GoFood adalah pelaku kuliner yang memulai usahanya dari bisnis kecil dan rumahan.
Lewat layanan GoBiz dari GoFood, mereka tidak butuh modal besar untuk membuka toko.
Mereka para pelaku UMKM dapat melihat performa bisnis mereka setiap saat.
"Mereka dapat melihat diskon atau promo harga yang mereka terapkan seperti apa efeknya di pasar, efektif atau tidak, hingga mereka dapat melakukan evaluasi," ujarnya saat dikonfirmasi Tribunnews, Senin (31/10/2022).
Mulawarman juga mengatakan di GoFood sendiri, sebanyak 43 persen UMKM yang bergabung menjadi mitra usaha merupakan pengusaha pemula.
Dan kini sebanyak 250 ribu kuliner baru go-online di GoFood pada masa pandemi 2020.
Lanjut Mulawarman, GoFood meningkatkan pendapatan rata-rata merchant hingga berlaku-kali lipat.
"Maka dari itu lewat GoFood mereka dapat berperan aktif mengembangkan UMKM miliknya untuk go-online dan bertahan di tengah masa pandemi," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.