Oknum Guru di Sragen Perundung Siswi Soal Jilbab Minta Kasusnya Diselesaikan Secara Kekeluargaan
Orangtua siswi bilang anaknya ketakutan dan gemetar karena dimarahi guru matematika karena tak kenakan jilbab dan telah melapor ke Polres Sragen
Editor: Eko Sutriyanto
"Semuanya harap maklum, berilah saya waktu untuk memperbaiki diri, berilah saya waktu untuk menghentikan perbuatan saya yang tidak baik," katanya.
Kejadian ini, Suwarno hanya mengingatkan kepada seluruh siswa dan siswinya untuk menjalankan syariat agama Islam.
"Saya sampaikan secara umum di kelas, supaya anak yang lain tahu, perintah memakai jilbab itu bukan karena berpakaian karena mode atau gaya-gayaan saja," ujarnya.
"Tapi, jilbab adalah perintah Allah yang tertuang dalam Al-quran surat Al Azhab ayat 59, itu perintah Allah bukan perintah gurunya, saya ingin anak-anak memakai jilbab dengan keseganan sendiri dengan ikhlas, tidak dipaksa," pungkasnya.
Korban Sampai Gemetaran
Dilansir dari Kompas.com, orangtua siswi, AG (47), tindakan guru itu mengarah ke perundungan, bahkan anaknya sampai ketakutan dan gemetar karena dimarahi guru matematika tersebut.
"Guru matematika itu, memarahi dia sudah cenderung ke arah bullying.
Pada dasarnya, pendidik edukasinya kan harusnya tatarannya objektif. Tapi ini sudah masukkan subjektivitas guru itu sendiri," kata AG, pada Kamis (10/11/2022).
Aksi bullying atau perundungan itu, kata AG, dilakukan selama jam pelajaran atau lebih kurang dua jam di dalam kelas.
Ketakutan Tak hanya itu, guru tersebut melakukan hal itu di depan teman-teman kelas korban.
"Waktu pelajaran matematika selama dua jam penuh dimarahi. Sampai ketakutan, nangis, sampai ndredeg (gemetar ketakutan), kata-katanya itu berlebihan," ujarnya.
AG mengatakan, usai mengetahui hal itu, dirinya segera melapor ke Polres Sragen.
AG menyayangkan tindakan guru tersebut yang terkesan memaksakan pemahaman individu kepada anaknya.
"Karena masalah individu dengan Tuhannya tidak ada yang boleh mencapai. Itu wujud, toleransi ditanam seperti. Juga sekolah negeri, satu aturan berpakaian juga sudah diatur juga. Saya minta, saling support memastikan anak-anak kita mendapatkan perlakuan tidak perlu karena efeknya, multiplayer," katanya.