Betapa Kagetnya Ahman Melihat Warungnya Rata dengan Tanah, Anak, Istri, dan Ibunya Belum Ditemukan
Selama tiga hari proses pencarian, Ahman mengenang masa-masa terakhir bersama istri, anak, dan ibunya.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Ahman, pemilik warung kopi di Jalan Cipanas Raya tidak pernah menyangka musibah besar akan menimpa anak, istri, dan ibunya.
Warung kopinya berada di Jalan Raya Cipanas persis di depan tebing yang kemudian terjadi longsor.
Di warung itu, Ahman dan istrinya mencari nafkah dari pagi hingga malam hari.
Baca juga: Jalur Alternatif Menuju Sejumlah Desa yang Terisolir Akibat Gempa Cianjur Alami Macet Parah
Bahkan sesekali, warung tersebut menjadi tempat tinggal Ahman dan keluarganya.
Hanya sesekali Ahman, istri, anak, dan ibunya pulang ke kampung halaman di Desa Serampat.
Saat peristiwa longsor terjadi, kebetulan Ahman tengah tidak ada di warung.
Ia tengah mengantarkan perbekalan untuk anaknya yang lain yang mondok di sebuah pesantren.
Sementara istrinya tengah menjaga warung dan menjaga ibu serta anaknya yang sakit.
Baca juga: Jokowi Kembali Kunjungi Lokasi Gempa di Cianjur, Bagikan Uang Rp 5 Juta ke Masing-masing RT
Saat Ahman kembali ke warungnya, betapa kagetnya ia melihat warungnya sudah rata dengan tanah.
Tidak ada tanda-tanda juga istrinya, anaknya, atau ibunya menghampirinya ketika ia tiba di warungnya yang terletak di Jalan Cipanas Raya, Cugenang, Cianjur.
Ahman hanya menerka-nerka dari keterangan saksi mata yang selamat bahwa kemungkinan istri, anak, dan ibunya tertimbun longsor.
Selama tiga hari Ahman mengikuti proses evakuasi korban longsor.
Belum juga ia mendapatkan kabar atau tanda-tanda anak, istri, dan ibunya ditemukan.
Selama tiga hari proses pencarian, Ahman mengenang masa-masa terakhir bersama istri, anak, dan ibunya.
Baca juga: Kisah Haru Gempa Cianjur: Seorang Warga Cugenang Selamatkan 4 Lansia, Bocah Bertahan 3 Hari di Puing
Kata Ahman, dua hari sebelum peristiwa naas itu terjadi, istrinya berperilaku tidak biasa.
Istrinya tiba-tiba saja sangat manja. Bahkan Ahman terkenang istrinya yang menidurkan kepalanya di atas paha Ahman.
Hal itu kata Ahman, bukanlah hal lazim yang dilakukan istrinya selama mereka menikah.
"Terakhir dua hari sebelum kejadian, istri saya tidur di atas paha saya. Saya juga heran kenapa dia semanja itu, biasanya tidak," kata Ahman dengan mata berkaca-kaca.
Selain itu, beberapa hari sebelum kejadian, Ahman juga heran kenapa ia sangat manja terhadap putrinya yang kemudian menjadi korban longsor.
Sebelum peristiwa naas itu terjadi, Ahman mengaku sangat merasa rindu yang mendalam setiap bersama putrinya.
Bahkan, Ahman sempat mengelus kepala dari anaknya yang tengah sakit tersebut.
Sementara kata Ahman, kenangan dengan ibunya ialah saat ia ikut mengurus ibunya yang sakit.
Baca juga: Bantu Korban Gempa Cianjur, Polda Metro Jaya Kerahkan 1.032 Relawan
Ibunya yang sudah berusia lanjut mengalami gangguan paru. Ahman pun sempat membawa ke pengobatan alternatif.
Hasilnya, kondisi ibunya saat itu sudah mulai membaik meski hanya bisa tertidur di kasur.
Ahman tidak menyangka kenangan-kenangan tersebut mungkin menjadi kenangan terakhirnya bersama orang-orang yang paling dicintai.
Bapak dua anak itu juga mengaku sudah ikhlas apabila nyawa ketiga anggota keluarganya tidak ditemukan.
Ia hanya berharap, bisa menemukan jasad ketiga anggota keluarganya dan menguburkannya dengan layak.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Dua Hari Sebelum Longsor Cianjur, Ahman Heran Istrinya Sangat Manja Tiduran di Paha