Petunjuk 10 Siswa Penumpang Angkot yang Hilang Jadi Korban Gempa Cianjur, Relawan Temukan Hafalan
Sebanyak 10 siswa penumpang angkot yang tertimbun longsor akibat gempa Cianjur masih belum ditemukan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
![Petunjuk 10 Siswa Penumpang Angkot yang Hilang Jadi Korban Gempa Cianjur, Relawan Temukan Hafalan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/angkot-terseret-longsor-di-cianjur.jpg)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta korban gempa Cianjur untuk mewaspadai adanya potensi bencana lanjutan berupa tanah longsor dan banjir bandang.
Khususnya yang bermukim di daerah lereng perbukitan dan lembah atau bantaran sungai usai guncangan gempa magnitudo 5,6.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh usai terjadinya gempa bumi.
Hal ini dapat semakin diperparah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur Cianjur.
"Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng."
"Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin," ujarnya.
Baca juga: Populer Nasional: Sambo Teken Surat soal Keterlibatan Kabareskrim | Update Korban Gempa Cianjur
Dwikorita menyampaikan, banyaknya korban jiwa dalam peristiwa gempa Cianjur akibat tertimpa bangunan yang tidak mampu menahan guncangan gempa.
"Jadi bangunanlah yang membunuh dan melukai mereka," ujarnya.
Dwikorita meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi.
Karena dikhawatirkan tidak kuat menopang dan ambruk jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.
"Untuk sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-retak."
"Apalagi hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 kali gempa susulan, dengan tinggi getaran terbesar mencapai 4.2 dan terkecil 1.5 magnitudo," urainya.
Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tetap tenang namun waspada dan tidak serta-merta mempercayai informasi ataupun berita yang tidak jelas asal-usulnya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal-kanal komunikasi resmi BMKG," ujarnya.
"Tim Survei BMKG pun lanjutnya terus melakukan perekaman gempa-gempa susulan dan tingkat kerusakan, untuk menghasilkan peta makrozonasi dan mikrozonasi yang diperlukan untuk mendukung proses rekonstruksi dan penyempurnaan tata ruang," tandasnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Sri Juliati, TribunJabar.id/Cipta Permana)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.