Rekaman CCTV Perampokan Rumdin Wali Kota Blitar: Ada Orang Sengaja Bukakan Pintu Gerbang bagi Pelaku
Beredar rekaman CCTV detik-detik perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar yang memperlihatkan seseorang membukakan pintu gerbang bagi pelaku.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Rekaman CCTV terkait kasus perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar, Santoso beredar di media sosial.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, rekaman CCTV itu diunggah oleh akun bernama @krupukkulit di TikTok pada Rabu (14/12/2022).
Adapun kamera CCTV dalam video itu berada di seberang rumah dinas Wali Kota Blitar dan menyorot langsung ke arah pintu gerbang.
Video rekaman CCTV berdurasi 56 detik itu memperlihatkan sebuah mobil berwarna hitam dan berpelat merah melaju dari arah barat rumah dinas.
Kemudian adegan berlanjut ketika seseorang membukakan pintu gerbang bagi mobil hitam tersebut.
Lalu mobil itu pun masuk dan pintu gerbang ditutup kembali oleh orang yang diduga penjaga rumah dinas.
Baca juga: VIDEO Wali Kota Blitar Ungkap Aksi Perampok di Rumahnya: Mereka Ancam Akan Telanjangi Istri Saya
Setelah itu, mobil pun diparkirkan sedangkan orang yang membukakan pintu gerbang memandu memarkirkan.
Terkait rekaman CCTV tersebut, Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono mengatakan peristiwa itu terjadi di pintu gerbang utama rumah dinas Wali Kota Blitar.
Argo juga menambahkan video itu masuk sebagai bahan penyelidikan.
"Iya, sebenarnya kami sudah mendapat video itu di hari pertama (peristiwa peramokan rumah dinas Wali Kota Blitar)," ujarnya dikutip dari Tribun Jatim.
"Sebetulnya itu (video rekaman CCTV) masuk dalam bahan kami. Tapi penyebaran di medsos, di sisi lain berpotensi mengaburkan jejak pelaku, karena sudah diketahui," tuturnya.
Pada perkembangannya, Argo menyebut pihaknya telah memeriksa 20 saksi di antaranya asisten rumah tangga (ART) rumah dinas, sopir, dan petugas piket jaga.
"Sampai dengan sore ini total sudah ada 20 saksi yang kami periksa. Kami juga menunggu hasil uji lab sidik jari di TKP dari Polda Jatim, karena yang mengerjakan dari Tim Polda Jatim," jelasnya.
Kronologi
Terpisah, Wali Kota Blitar, Santoso membeberkan kronologi perampokan yang terjadi pada Senin (12/12/2022) dini hari tersebut.
Ia menceritakan peristiwa perampokan itu dimulai sekira pukul 03.00 WIB.
Ketika itu, kata Santoso, istrinya Feti Wulandari tengah melaksanakan shalat tahajud di kamar pribadinya.
Sedangkan dirinya tengah tidur sejak pukul 01.00 WIB.
Lalu, pada pukul 03.05 WIB, Santoso mengaku mendengar suara pintu kamarnya digedor-gedor.
Awalnya, Santoso menganggap suara pintu itu akibat gempabumi.
Baca juga: Wali Kota Blitar Mengaku Dianiaya Perampok, Ditendang dan Dipukul karena Tidak Tunjukkan Brankas
Nyatanya, pintu kamarnya telah dijebol dan masuklah pelaku perampokan ke dalam kamarnya.
"Tiba-tiba kira-kira sekitar pukul 03.05 WIB, pintu kamar digedor-gedor. Saya bangun tapi antara kondisi sadar dan tidak. Saya dibangunkan oleh istri karena ada yang menggedor-gedor kamar," bebernya dikutip dari Tribun Jatim.
"Saya kira ada gempa, ketika dalam kondisi antara sadar dan tidak, tiba-tiba pintu kamar sebelum timur sudah dijebol. Ada orang masuk kamar," imbuh Sambo.
Setelah pintu jebol, Santoso mengatakan ada tiga pelaku yang langsung merangsek ke kamarnya dan menyergap dirinya dan istri.
Lalu, perampok memerintahkan Santoso untuk tengkurap serta kaki dan tangannya terikat.
Selain itu, mulut dan mata Santoso juga ditutup menggunakan lakban.
Keadaan yang sama pun juga dialami sang istri.
"Saya disuruh tengkurap ke lantai, menghadap ke timur. Tangan diikat. Kaki juga diikat. Demikian juga istri saya, tapi istri saya dalam posisi berdiri menghadap utara," ujarnya.
Usai disekap, perampok mendesak Santoso agar menunjukkan posisi disimpannya brankas.
Baca juga: Wali Kota Blitar Sempat Dianiaya Perampok, Alami Luka di Kaki akibat Ditendang Pelaku, Masih Trauma
Lantaran menolak mengatakan, pelaku pun menendang dan memukul Santoso karena dianggap berbohong.
Selain itu istri Santoso diancam ditelanjangi jika tidak diberitahu lokasi brankas.
"Pelaku juga ngomong, kalau tidak segera memberitahukan lokasi brankas, istri saya mau ditelanjangi. Saya berpikir bagaimana keselamatan istri saya," jelasnya.
Santoso pun mengaku ke pelaku bahwa ia memang tidak memiliki brankas.
Tapi, ia mengatakan ada uang yang disimpan di lemari.
"Saya bilang ke pelaku, kalau mau ambil uang di lemari silakan. Lalu pelaku membuka lemari dan mengobrak-abrik isinya. Pelaku mengambil uang termasuk sedikit perhiasan yang dimiliki istri saya. Bahkan, kalung yang dipakai istri juga dilepas oleh pelaku," katanya.
Setelah menggasak harta benda milik Santoso dan istri, pelaku pun kabur sekira pukul 03.30 WIB.
Sebelum Kabur, Pelaku Tanyakan Kamar Anak-anak dan Decoder CCTV
Santoso menceritakan sebelum para pelaku meninggalkan lokasi, mereka sempat menanyakan lokasi kamar anak-anaknya.
Selain itu, para pelaku juga bertanya lokasi decoder CCTV kepada istri.
"Anak-anak saya tidak ada yang di sini. Satu masih kuliah di luar kota dan satu lagi tinggal di rumahnya sendiri. Kalau kotak kamera CCTV ada di ruang kerja. Pelaku mengambil kotak CCTV dan memutus kabel-kabelnya lalu kabur," katanya.
Baca juga: Cerita Wali Kota Blitar Santoso soal Kronologi Perampokan: Istri Shalat Tahajud, Pintu Dijebol
Setelah pelaku kabur, Santoso mencoba berteriak minta tolong.
Tapi, teriakan minta tolong Santoso tidak direspons penjaga di rumah dinas.
"Ternyata Satpol PP yang berjaga di halaman rumah dinas sudah dilumpuhkan lebih dulu sebelum pelaku masuk ke kamar," tuturnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jatim/Samsul Hadi)
Artikel lain terkait Perampokan di Rumah Wali Kota Blitar