Hasto: Orang Bicara Pemilu Terus, Lupa Ada Masalah Fundamental Bangsa
ada otokritik terhadap dunia pendidikan, karena seakan ada jarak (gap) antara pendidikan dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh bangsa dan negara
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
Dia lalu menceritakan bagaimana suatu hari dirinya dipanggil oleh Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri. Megawati ingin menyampaikan tentang seorang investor Perancis yang menyewa lahan di Sleman.
Baca juga: Pengamat Sebut Sektor Pendidikan Harus Jadi Prioritas Pembangunan
Lalu dengan kultur jaringan, dia kembangkan seluruh benih bambu di Indonesia. Hasilnya, setiap 4 bulan sekali, diekspor ke 4 benua.
“Bu Mega mengatakan kemana dunia pendidikan kita, kenapa harus orang asing? Bukan saya anti asing, tapi masak untuk mengembangkan teknologi terapan Kuktur Jaringan yang relatif sudah sangat lama, tapi bisa membuat orang Prancis survive dari hanya mengelola bambu?” kata Hasto.
Kondisi saat ini, lanjut Hasto, adalah terjadi serbuan asing ke Indonesia.
Dimana perusahaan-perusahaan besar melakulan outsourcing dan terjadi capital outflow dan juga human capital outflow.
“Terjadi upaya untuk menyedot human capital terbaik dilakukan korporasi besar, terjadi kolonialisme dagang,” ujar Hasto.
Atas dasar hal tersebut, perguruan tinggi harus terdepan membangun kepemimpinan intelektual dan membumikannya serta mendorong arah kemajuan bagi masa depan melalui penguasaan iptek, riset dan inovasi yang membumi bagi kemajuan negeri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.