Pelaku Pembunuhan di Makassar Bukan Jaringan Jual Beli Organ Manusia, Polisi Telusuri Situs Yandex
Polisi menelusuri situs Yandex yang disebut sebagai situs jual beli organ tubuh manusia. Situs inilah yang membuat pelaku melakukan pembunuhan.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Pravitri Retno W
Ia belum dapat menyampaikan hasil dari tes psikologi ini karena baru akan keluar beberapa hari ke depan.
"Mungkin untuk hasilnya beberapa hari kemudian ahlinya yang tahu apa hasilnya," terangnya.
Menurutnya, kondisi kesehatan dan kejiwaan kedua pelaku normal jika dilihat secara kasat mata.
"Untuk saat ini kedua tersangka dalam kondisi sehat fisik maupun kejiwaan kalau dilihat secara kasat mata. Tapi, kalau untuk hasil pemeriksaan kejiawaan itu ahlinya yang tahu," pungkasnya.
Baca juga: Fakta-fakta Pembunuhan Bocah di Makassar, Pelaku Tergiur Jual-beli Organ, Rumah Jadi Sasaran Massa
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar, Kompol Jufri Natsir, mengatakan tes psikologi dilakukan karena perbuatan kedua pelaku tidak lazim untuk anak seusianya.
"Tindakan yang dilakukan AD dan MF tidak lazim, karena mereka masih remaja dan di bawah umur," ungkapnya pada Rabu, masih dari Kompas.com.
Kedua Pelaku Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana
Kedua pelaku kasus pembunuhan MFD dapat dijerat pasal pembunuhan berencana dan UU Perlindungan Anak.
Pembunuhan yang mereka lakukan pada MFD diduga terencana, karena sebelumnya kedua pelaku telah menculik korban.
Baca juga: Pembunuhan Anak di Makassar, KPAI: Kominfo Harus Tutup Website Perdagangan Organ Tubuh Manusia
Kendati demikian, status kedua pelaku yang masih dibawah umur memungkinkan mereka akan menjalani setengah masa hukuman.
Sebagai informasi, ancaman hukuman pembunuhan berencana maksimal 20 tahun penjara.
Namun, karena kedua pelaku masih di bawah umur, mereka hanya menerima setengah dari masa hukuman.
"Dua pelaku dijerat pasal pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP) dan UU Perlindungan Anak. Karena mereka masih di bawah umur, sehingga ancaman hukumannya dikurangi setengah."
"Seandainya mereka itu dewasa, pastinya hukuman mati atau seumur hidup. Jadi, biarlah hakim yang menentukan nantinya," ungkap Kombes Pol Budhi Haryanto, Selasa (10/1/2023).
Baca juga: Kronologi 2 Remaja Culik dan Bunuh Bocah SD di Makassar karena akan Jual Organnya, Ingin Cepat Kaya