Kepala Sekolah di Trenggalek Diduga Cabuli 5 Siswa SD, Modus Minta Korban Menata Buku
Kepala Sekolah di Trenggalek diduga melakukan pelecehan seksual ke lima siswa SD. Modusnya, pelaku minta korban menata buku di perpustakaan
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Korban Pelecehan Alami Perubahan Perilaku
Para korban kasus pelecehan seksual mengalami trauma dan perubahan perilaku akibat kejadian ini.
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Trenggalek berusaha melakukan pendampingan psikologi ke para korban.
Plt Kadinsos P3A Trenggalek, Ratna Sulistyowati menjelaskan kasus ini terbongkar karena orang tua salah satu korban mendapati perubahan perilaku pada anaknya.
Baca juga: Dua Anak Bawah Umur di Jambi Jadi Korban Pencabulan 13 Pemuda yang sedang Pesta Sabu
"Orang tuanya heran kenapa anak ini marah-marah terus, belajar juga tidak semangat."
"Akhirnya ditanya kenapa perilakunya berubah, akhirnya cerita kalau di sekolah mendapatkan perlakuan seperti ini (pencabulan)," ungkapnya dikutip dari TribunJatim.com, Selasa (31/1/2023).
Selain itu ada laporan, satu korban pelecehan mulai mengakses video dewasa.
Ia mengatakan hal ini tidak wajar karena anak usia SD sangat berbahaya jika kecanduan video dewasa.
"Bahkan ada juga korban yang sudah melakukan hal yang serupa seperti yang dilakukan pelaku terhadap dirinya kepada anak lain yang lebih kecil," imbuhnya.
Menurut Ratna Sulistyowati beberapa perubahan perilaku tersebut mengindikasikan korban tidak hanya sekali menjadi korban pelecehan.
Dengan pendampingan psikologi yang diberikan, diharapkan para korban dapat pulih kembali.
"Pendampingan hukum kita dampingi sampai selesai atau vonis. Pendampingan anaknya dalam arti psikologis nya sampai harus benar-benar hidup normal, kita lihat perkembangannya seperti apa," katanya.
Baca juga: Pria di Lenteng Agung Berbuat Asusila Terhadap Bocah 11 Tahun, Berikut Kronologi Kejadiannya
Kepala Sekolah Telah Dipindahtugaskan
Kepala Sekolah berinisial AS telah dipindahtugaskan karena diduga melakukan pelecehan ke lima murid pria.