Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bicara Pembakaran Pesawat dan Penyanderaan Pilot, Susi Pudjiastuti: Pagi Itu Tidak Ada Alert Apapun

Pemerintah, kata dia, biasanya menentukan zona merah dan menginformasikannya kepada maskapai apabila ada larangan terbang di rute-rute perintis.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Bicara Pembakaran Pesawat dan Penyanderaan Pilot, Susi Pudjiastuti: Pagi Itu Tidak Ada Alert Apapun
Tribunnews.com/Gita Irawan
Founder Susi Air Susi Pudjiastuti (tengah) bersama jajaran Susi Air saat konferensi pers di SA Residence Jakarta Timur pada Rabu (1/3/2023). Susi Pudjiastuti, berbicara mengenai insiden pembakaran pesawat Pilatus PC-6 Porter/PK-BVY milik Susi Air 

"Saat ini, dengan kejadian ini tentu mengagetkan kami, menyedihkan kami, juga tidak habis pikir," kata Susi.

Baca juga: Pihak Susi Air Harap Institusi Negara Tak Lelah Berjuang Bebaskan Pilot yang Disandera KKB Papua

Sebagai informasi 22 hari berlalu  sejak peristiwa pesawat Susi Air dengan kode terbang PK-BVY hilang kontak serta kejadian pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot pada 7 Februari 2023.

Namun keberadaan pilot yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih belum bisa diselamatkan.

Pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK BVY hilang kontak sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

Maskapai milik mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti itu diduga dibakar KKB.

"Selasa tanggal 7 Februari 2023 pukul 06.35 WIT telah terjadi lost contact pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY di Bandara Paro sekitar pukul 06.17 pada saat melaksanakan penerbangan dengan rute Timika - Paro - Timika dengan membawa 5 penumpang dan barang bawaan dengan total muatan 452 kg," kata Donal melalui keterangan tertulis kepada Tribunnews.com, Selasa (7/2/2023).

Dua jam kemudian, Susi Air mendapati ELT pesawat dalam posisi aktif pukul 09.12 WIT.

Berita Rekomendasi

Perusahaan kemudian menjalankan kondisi emergency di internal perusahaan dengan mengirimkan pesawat lain mengecek posisi pesawat dan kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar di runway.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjelaskan soal kendala penyelamatan pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Yudo menyebut, KKB yang menyandera Philips bercampur dengan penduduk, sehingga aparat harus hati-hati melakukan operasi penyelamatan Philips.

"Diusahakan dicari karena tentunya di dalam situasi seperti ini mereka ini kan bercampur dengan masyarakat sehingga TNI harus hati hati di dalam melaksanakannya tugasnya atau menyelamatkan itu," kata Yudo di Mako Paspampres, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2023).

Yudo menjelaskan, KKB tersebut memakai strategi berpindah-pindah titik yang bercampur dengan warga.

"Kita optimalkan prajurit yang ada di sana karena yang kita hadapi bukan musuh yang tetap dan bisa berhadapan, bukan. Jadi gerombolan yang tempatnya berpindah-pindah dan bersama sama dengan penduduk, nah ini kan tidak mudah mengambil dari penduduk ini," tuturnya.

Yudo mengaku tak ada target waktu tertentu untuk menyelamatkan Philips.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas