Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembentukan Pusat Studi Laut China Selatan dan Laut Natuna Utara di Kepri

Rektor UMRAH sepakat pembentuk Pusat Studi Laut Natuna Utara (North Natuna Sea Research Center) dan Pusat Studi Laut China Selatan (LCS) di UMRAH

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pembentukan Pusat Studi Laut China Selatan dan Laut Natuna Utara di Kepri
Justin Stack / Angkatan Laut AS / AFP
ILUSTRASI - Dalam gambar selebaran milik Angkatan Laut AS yang diambil pada 28 Agustus 2022, kapal penjelajah peluru kendali kelas Ticonderoga USS Chancellorsville (CG 62) transit di Laut China Timur di Selat Taiwan selama operasi rutin yang sedang berlangsung. Chancellorsville dikerahkan ke area operasi Armada ke-7 AS untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Dua kapal perang Amerika Serikat berlayar melalui Selat Taiwan pada 28 Agustus 2022, kata angkatan laut Amerika, transit pertama sejak China melakukan latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar pulau itu. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menandatangani MoU kerja sama dengan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjung Pinang, Kepri) tanggal 9 Maret 2023.

Sebagai realisasi dari kerja sama ini, Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kemlu dan Rektor UMRAH sepakat untuk membentuk Pusat Studi Laut Natuna Utara (North Natuna Sea Research Center) dan Pusat Studi Laut China Selatan (LCS) di UMRAH. 

"Melalui MoU kerja sama ini diharapkan BSKLN dan UMRAH dapat saling mendukung dalam melakukan riset bersama khususnya terkait isu-isu yang berkembang di Laut China Selatan," kata Kepala BSKLN Kemlu Yayan GH Mulyana dalam keterangannya, Rabu (15/3/2023).

Indonesia telah menyelenggarakan Workshop pengelolaan potensi konflik di Laut China Selatan sejak tahun 1990. 

Baca juga: Jumlah Korban Tewas Akibat Longsor di Natuna Bertambah, Polri: Total Jadi 48 Orang

Yayan berujar sejak awal penyelenggaraan Workshop LCS dalam format 1.5 track ini memang tidak dirancang untuk menyelesaikan seluruh permasalahan di kawasan, melainkan lebih untuk menciptakan “a better atmosphere" dan “a sense of community" di antara seluruh pihak yang berkepentingan. 

Penyelenggaraan Workshop LCS memiliki tiga tujuan utama, yaitu mendorong dialog di antara para pihak di kawasan; melalui dialog, diharapkan tercipta kepercayaan/trust; dan keengganan dari para pihak untuk berkonflik melalui berbagai kerja sama konkret.

Berita Rekomendasi

Saat memberikan kuliah umum, Yayan menguraikan mengenai pentingnya Indonesia mempunyai strategi yang tepat di Indo Pasifik.

Ia juga menjelaskan penting adanya mekanisme resolusi konflik di masa depan untuk wilayah yang diwarnai oleh kompetisi antara AS dan China, potensi hotspot di Indo Pasifik, terutama di LCS, selat Taiwan dan Samudera Hindia.

"Kerja sama ini dinilai tepat mengingat UMRAH berada di kawasan yang berhadapan langsung dengan Laut China Selatan," ujar Yayan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas