Mengenal Kearifan Lokal, Siswa SMA AL-Izhar Pondok Labu Tinggal di Rumah Warga di Kabupaten Bandung
Selama kegiatan penelitian, para siswa ini harus di rumah warga sekitar dengan lingkungan berbeda.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG- Demi mengenal kearifan lokal, ratusan siswa SMA AL-Izhar Pondok Labu menggelar kegiatan penelitian lingkungan aspek sosial dan alam di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan tersebut berlangsung Selasa (14/3/2023) hingga Jumat (17/3/2023).
Baca juga: Dorong Sektor UMKM Lewat Penguatan Budaya dan Kearifan Lokal
Kegiatan ini hanya diikuti siswa kelas XI atau kelas dua SMA AL-Izhar Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.
Selama kegiatan penelitian, para siswa ini harus di rumah warga sekitar dengan lingkungan berbeda.
Kepala Sekolah SMA AL-Izhar Muhammad Ridwan menjelaskan tujuan kegiatan penelitian lingkungan aspek sosial dan alam ada tiga.
Pertama mengasah kemampuan siswa dalam berpikir ilmiah dan kritis setelah melihat kondisi lingkungan secara langsung.
Kedua, memperkenalkan kearifan lokal dengan tinggal bersama warga sekitar.
Satu rumah, ada tiga sampai empat siswa yang tinggal sampai kegiatan tersebut selesai dilakukan.
Baca juga: Prof Andi Andriansyah: Pentingnya Nilai-nilai Kearifan Lokal di Tengah Kompetisi Global
"Ada yang sifatnya ke alam, jejak air dan sebagainya. Jadi biar mereka (siswa) merasakan langsung, mungkin ada yang merasa kamarnya keren tapi pintunya hanya pakai gorden, bak mandinya ada ikannya," ujar Ridwan dikonfirmasi Warta Kota, Kamis (16/3/2023).
Proses kedua ini dinamakan internalisasi yang artinya siswa tersebut berinteraksi dan merasakan bagaimana menjadi warga sekitar.
Ketiga, lanjut Ridwan, siswa menggelar aksi sosial yaitu membantu para guru mengajar di PAUD dan SD.
Selain itu, para siswa ini juga mengajak warga sekitar untuk olahraga dan bermain bersama.
"Jadi anak-anak ini sudah merancang kegiatannya selama di sana, ada juga PAUD yang mendapat sumbangan pojok bacaan untuk memperkuat literasi," ucapnya.
Buku yang disumbangkan oleh siswa ini sudah disiapkan sebelum berangkat ke lokasi penelitian. Setiba di PAUD, mereka tinggal menata buku bacaan sesuai dengan usianya.
Baca juga: Kehadiran IKN Nusantara Diyakini akan Tetap Jaga Kearifan Lokal