Mengenal Kearifan Lokal, Siswa SMA AL-Izhar Pondok Labu Tinggal di Rumah Warga di Kabupaten Bandung
Selama kegiatan penelitian, para siswa ini harus di rumah warga sekitar dengan lingkungan berbeda.
Editor: Erik S
"Sekolah juga menyiapkan (buku-buku bacaan untuk anak-anak di sana)," ujar Ridwan.
Selain buku, para siswa ini juga memberikan bantuan ke musala serta masjid. Mereka pun turut membersihkan tempat wudu dan toilet.
"Jadi totalnya itu ada 180 siswa kami bagi di lima desa. Setiap desa didampingi tiga guru," ujarnya.
Tak wajib
Menurut Ridwan agenda penelitian ini dilakukan SMA AL-Izhar Pondok Labu setiap tahun di lokasi berbeda.
Beberapa daerah yang telah didatangi di antaranya Pangandaran, Garut, Purwakarta, Pulau Seribu, dan Ciwidey, Bandung.
"Semua biaya full (ditanggung penuh) dari sekolah," kata Ridwan.
Namun, jika siswa ingin melakukan aksi sosial seperti memberi sumbangan atau memperbaiki tempat ibadah yang rusak, mereka bisa urunan secara mandiri tanpa paksaan.
Ridwan memastikan, tidak ada kewajiban para siswa yang ikut kegiatan ini harus membantu beri sumbangan.
"Tanpa ada (bantuan) siswa dan orangtua, dari sekolah sudah cukup," ungkapnya.
Ridwan berharap para siswa yang turut serta dalam kegiatan ini kelak tergerak hatinya untuk membantu warga yang mengalami kesulitan.
Para pelajar ini disebut Ridwan sebagai tulang punggung atau generasi penerus bangsa yang tak menutup kemungkinan bisa jadi pemimpin.
"Oleh karenanya, sebagai calon-calon pemimpin masa depan, mereka perlu melihat kondisi warganya sejak dini. Tidak hanya tahu di kampung-kampungnya saja, tapi juga diperkampungan seperti apa karena mereka punya pengalaman itu," ujarnya.
Ridwan mengaku pernah mendengar curahan hati siswanya usai kegiatan tersebut. Siswanya tersebut bercerita bahwa warga di lokasi penelitian merasa luar biasa bila memperoleh Rp 20.000 per hari.