Kasus Pembunuhan dan Mutilasi di Sleman, Begini Tanggapan Sosiolog dan Kriminolog
Soeprapto membeberkan, apa yang dilakukan oleh pelaku kasus mutilasi di Sleman itu memang untuk mempersulit pencarian pihak kepolisian
Editor: Eko Sutriyanto
Hal ini perlu diperhatikan lantaran kedua anak korban juga masih berada di usia tumbuh kembang.
“Anaknya nanti malah kena dampak dari ibunya. Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang dilakukan korban. Bisa jadi, dia bekerja di pekerjaan yang tidak sesuai norma sosial dan banyak masyarakat tutup mata soal ini. Namanya urusan perut, manusia pasti akan melakukan segalanya,” tukas Grendi.
Sosiolog Pemerhati Kriminalitas, Dr. Soeprapto menambahkan, dalam kondisi terjepit, memang ada orang yang bisa kehilangan daya pikir rasional.
“Bagi orang tertentu yang tidak memiliki kemampuan kendali yang baik dalam menghadapi masalah, mereka sering kehilangan daya pikir yang rasional itu,” terang dia.
Soeprapto membeberkan, apa yang dilakukan oleh pelaku kasus mutilasi di Sleman itu memang untuk mempersulit pencarian pihak kepolisian.
Ia melakukan mutilasi agar polisi sulit mengenali siapa korban dan pembunuhnya.
“Saya kira, ini pembunuhan spontan ya, tidak matang dan tidak teliti. Pelaku tidak memperhitungkan keberadaan CCTV, tidak mengamankan alat yang digunakan untuk membunuh dll. Tujuannya jadi tidak tercapai,” jelas dosen purnatugas dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Soeprapto mengatakan, di balik kebutuhan manusia akan ekonomi, sosial, psikologis, dan biologis, terdapat beberapa anggota masyarakat yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah sehingga melakukan tindakan kriminal untuk memenuhi itu.
“Sehingga ketika menghadapi tekanan hidup, dia tidak mampu mengendalikan diri atau mencari solusi bersama. Akhirnya mengambil jalan pintas dengan melakukan tindakan kriminal,” ujarnya.
Ingin Bertemu Keluarga Korban
Heru Prasetiyo, pelaku pembunuhan disertai mutilasi seorang perempuan muda di sebuah penginapan di Pakem, Sleman, mengaku ingin meminta maaf kepada keluarga korban.
Heru menyesal telah menghabisi nyawa AI dengan cara yang sadis.
Pengakuan itu disampaikan oleh Heru kepada aparat kepolisian setelah yang bersangkutan diamankan di wilayah Temanggung.
"Saya sangat menyesal,"kata Heru dalam video yang diunggah oleh akun Instagram Polda DIY @poldajogja pada Rabu (22/3/2023) kemarin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.