Pasutri asal Lampung Pamit Sejak 2021, Ternyata Jadi Korban Pembunuhan Dukun Sadis di Banjarnegara
Dua warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung ini mengaku bekerja mengajar membuat bordir dengan upah per jam.
Editor: Malvyandie Haryadi
Hingga saat ini, polisi telah menemukan 12 jenazah korban pembunuhan Mbah Slamet.
Ke-12 korban itu dikubur di sebuah lahan di dekat rumah Mbah Slamet di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Meski demikian, saat dibawa ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan ditunjukkan lubang-lubang tempat ia mengubur para korban, Mbah Slamet mengaku lupa nama-nama mereka.
"Ditanya lubang ini atas nama siapa, lupa," kata Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, di TKP, Selasa (4/4/2023), dikutip dari TribunJateng.com.
Hal ini lantaran Mbah Slamet mengaku sudah beraksi menjadi dukun pengganda uang sejak 2020.
Meski demikian, pihak kepolisian masih mendalami pengakuan Mbah Slamet karena masih sering berubah-ubah.
Dihubungi terpisah, Kabid Dokkes Polda Jawa Tengah, Kombes Sumy Hastry Purwanti, mengatakan berdasarkan hasil autopsi, sembilan dari 12 korban Mbah Slamet telah tewas sejak enam hingga 24 bulan lalu.
Saat ditemukan, 12 jenazah korban Mbah Slamet dalam keadaan pembusukan berlanjut.
"Kami perkirakan waktu kematian antara enam bulan sampai 24 bulan," ujar Sumy Hastry, Rabu (5/4/2023).
Terkait penyebab kematian para korban, Sumy Hastry memastikan mereka tewas karena lemas usai diracun.
Tetapi, Sumy Hastry masih belum bisa memastikan jenis racun apa yang dipakai oleh Mbah Slamet.
"Racunnya jenis apa nanti menunggu hasil laboratorium forensik," tandasnya.
Sumber: Tribun Lampung