Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perjalanan Theresia dan Okta dari Magelang ke Salatiga, Hilang hingga Tewas di Tangan Mbah Slamet

Kisah perjalanan Theresia dan Okta dari Magelang ke Salatiga, pamit ke Banjarnegara lalu hilang hingga tewas di tangan dukun pengganda uang.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Sri Juliati
zoom-in Perjalanan Theresia dan Okta dari Magelang ke Salatiga, Hilang hingga Tewas di Tangan Mbah Slamet
KOMPAS.com FADLAN MUKHTAR ZAIN/FACEBOOK
Tohari alias Mbah Slamet (45), pelaku pembunuhan berantai bermodus menggandakan uang (kiri). Theresia Dewi (47), warga asal Magelang, diduga menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet bersama anaknya, Okta (31). - Kisah perjalanan Theresia dan Okta dari Magelang ke Salatiga, pamit ke Banjarnegara lalu hilang hingga tewas di tangan dukun pengganda uang. 

"Menyampaikan mami nggak pulang sudah satu minggu."

"Saya pesan agar ditunggu seminggu lagi, kalau nggak pulang, kamu (Vina dan Claudy) pulang ke Magelang."

"Ternyata korban tidak kunjung pulang," bebernya.

Sejak saat itu, informasi keberadaan korban tidak diketahui, keluarga pun kehilangan kontak.

Upaya pencarian terus dilakukan, namun tak membuahkan hasil.

6. Tewas di Tangan Dukun Pengganda Uang

Hampir dua tahun melakukan pencarian, keluarga korban mendapat titik terang.

Yusuf Edi Gunawan, salah satu keluarga Theresia dan Okta asal Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (8/4/2023). Mereka meyakini Theresia dan Okta jadi korban kekejaman dukun pengganda uang Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Yusuf Edi Gunawan, salah satu keluarga Theresia dan Okta asal Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (8/4/2023). Mereka meyakini Theresia dan Okta jadi korban kekejaman dukun pengganda uang Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah. (KOMPAS.COM/IKA FITRIANA)
Berita Rekomendasi

Hal ini setelah kasus pembunuhan dukun pengganda uang bernama Mbah Slamet asal Banjarnegara terbongkar.

Para korban dibunuh dan jasadnya dikubur di kebun Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.

Yusuf pun menyakini bahwa adik dan keponakannya menjadi salah satu korban pembunuhan Mbah Slamet.

Hal itu didasari dari barang bukti yang ditemukan oleh polisi di tempat kejadian perkara (TKP).

Adapun barang bukti itu yakni jam tangan, jaket, dan kunci mobil.

"Barang buktinya itu sudah identik, saya lihat jam tangan adik saya itu. Jaket Pemuda Pancasila, ada label nama yang tertulis Okta."

"Lalu, kunci mobil yang masih ada di dalam saku celana. Untuk mobilnya sampai sekarang belum diketahui masih dalam penyelidikan," ungkapnya.

Setelah dilakukan tes antemortem hingga tes DNA, ternyata benar, Theresia dan Okta menjadi dua dari 12 korban Mbah Slamet.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Faisal Mohay, TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas