Wabup dan Bupati Wakatobi Ribut dan Adu Mulut: Bantah Remas Bibir hingga Tak Akan Mengundurkan Diri
Ilmiati Daud menyebutkan dirinya akan tetap profesional mengemban tugas sebagai Wakil Bupati Wakatobi
Penulis: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, WAKATOBI- Wakil Bupati Wakatobi Ilmiati Daud menegaskan akan tetap profesional setelah dirinya ribut dengan Bupati Haliana.
Ilmiati Daud memastikan tidak akan mundur dari jabatannya.
Baca juga: Profil Wakil Bupati Wakatobi Ilmiati Daud, Terlibat Konflik dengan Bupati, Harta Kekayaan Rp 7 M
Hal tersebut diungkapkannya saat menyambangi Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (17/5/2023).
Kedatangan Ilmiati Daud melaporkan permasalahan yang terjadi antara dirinya dan Bupati Wakatobi Haliana pada Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi.
Ilmiati Daud menyebutkan dirinya akan tetap profesional mengemban tugas sebagai Wakil Bupati Wakatobi, mengingat amanah masyarakat pada Pilkada 2020 terhadapnya.
"Saya tetap profesional sebagai Wakil Bupati Wakatobi sampai masa jabatan berakhir, sesuai dengan undang-undang yang ditetapkan di negara kita," tuturnya.
Ia menyadari selama menjabat dan mendampingi Haliana sebagai pemimpin di Wakatobi sejak tahun 2021, perannya merasa dikebiri.
Meski begitu, Ilmiati Daud tetap menjalankan tugas yang diberikan Haliana.
Baca juga: Profil Bupati Wakatobi Haliana, Terlibat Konflik dan Adu Mulut dengan Wakil Bupati
"Walaupun saya merasa bahwa peran saya dikebiri dan beberapa rapat penting pun tak dilibatkan," jelasnya.
Wakil Bupati Wakatobi dua periode ini juga bertekad menghadapi persoalan yang terjadi.
"InsyaAllah, saya menyampaikan pada diri saya, saya bisa hadapi. Saya harus mampu menggugurkan anggapan orang lain terhadap saya," jelasnya.
Soal dirinya dilaporkan ke Polres Wakatobi atas insiden yang terjadi pada Senin (15/5/2023) Ilmiati Daud mengungkapkan mengetahui hal tersebut.
"Kabarnya saya sudah dilaporkan," katanya.
Atas hal tersebut dirinya pun siap menempuh jalur hukum.
Baca juga: Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi Terlibat Konflik hingga Insiden Remas Bibir Jadi Perbincangan
Pasalnya, pada saat kejadian ketika menagih komitmen Pilkada 2020, Ilmiati Daud merasa terancam menghadapi empat orang lelaki diketahui ajudan Bupati Wakatobi.
"Posisinya saat itu saya sendirian perempuan dalam ruangan (Bupati Haliana)," tuturnya.
Sehingga, menurutnya dirinyalah yang harus melaporkan kejadian tersebut.
"Karena saya yang korban, tapi malah saya pula yang dilaporkan," jelasnya.
Ilmiati Daud juga menegaskan tak ada kontak fisik yang terjadi seperti kabar yang beredar.
"Saya juga heran (dilaporkan), karena saya tidak pernah sentuh dan tak ada kontak fisik," jelasnya.
Bahkan, kata Ilmiati Daud setelah insiden yang terjadi, ia sempat mendatangi Polres Wakatobi untuk mengadukan insiden tersebut.
"Tapi saya masih anggap dia (Haliana) sebagai adik saya. Saya tidak mengira, hal ini terjadi pada saya," jelasnya.
Ia pun membuka pintu damai jika niatan tersebut berjalan dengan baik.
Baca juga: Bupati Wakatobi Konflik dengan Wabup, Harta Haliana Rp 31,6 M, Kepala Daerah Terkaya Kedua di Sultra
"Jika dia niatnya baik kita akan berjalan dengan baik. Orang yang berniat baik Insyaallah mendapat kebaikan," tuturnya.
Merasa Tertipu Sebagai Alat Politik
Wabub dua periode ini, merasa tertipu karena menganggap dirinya sebagai alat politik rekan memimpinnya di Pemerintahan Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Menurutnya selama tiga tahun ikut mengawas pemerintahan, tugasnya sebagai Wakil Bupati telah dikebiri.
Sehingga, membuatnya kesal dan menagih janji Haliana.
Seperti diketahui, sebelumnya sempat terjadi cekcok antara Haliana dan Ilmiati Daud.
Insiden tersebut, membuat konflik memanas hingga saat ini.
Menurut Ilmiati Daud hal tersebut wajar terjadi terlebih sebelumnya sudah terjalin komitmen politik pada Pilkada 2020.
Ia lantas menagih hal tersebut di tiga tahun setelah menjadi Wakil Bupati Wakatobi untuk dua periode.
Adupun komitmen yang dimaksud dalam hal kebijakan pemerintahan hingga ruang publik.
Baca juga: Daftar 6 Kepala Daerah yang Mundur karena Jadi Caleg, Ada Bupati Lebak hingga Wabup Lingga
"Manusia itu yang dipegang bicaranya, kita manusia biasa saja. Saya saja sebagai seorang ibu berusaha memenuhi janji saya pada anak saya, apalagi sebagai seorang pemimpin, apakah dia tidak masuk dalam golongan orang munafik?," tuturnya dalam konferensi pers yang berlangsung di Rupa Coffee, Jl Antero Hamra, Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (17/5/2023).
Ia mengungkapkan dirinya selama ini bahkan tak begitu dilibatkan dalam berbagai kegiatan penting pemerintahan.
"Saat rapat penting pun saya tidak dilibatkan. Sepertinya sudah tidak butuh pengawasan lagi," tuturnya.
Sampai pada akhirnya, Ilmiati Daud kesal.
Ia lantas menagih komitmen tersebut, sayangnya respons bupati terkesan lepas tangan.
"Dan kau bisa duduk disitu tekiri no mia koruo (adalah buah dari susah payah orang banyak), ku hambakomo leama (saya teramat membantu kamu dengan baik, maka ko anu faana (tapi kamu membuatnya seperti ini)," tuturnya menirukan ucapannya kepada Haliana.
Bahkan ia merasa menjadi alat politik untuk kemenangan Haliana kala itu yang berpasangan dengannya.
Meski demikian, menurutnya kesalahan juga terjadi pada patahnya koordinasi birokrasi.
"Saya juga menilai koordinasi birokrasi yang sudah patah. Membuat hal ini pun semakin berlarut-larut," jelasnya.
Baginya, saat hubungan sudah pincang, birokrasi pun sulit dijalankan.
"Saya membaca dari awal ini hubungan dari awal berniat menipu saya. Saya ini hanya dipakai untuk alat pemenangan. Bahkan sejak awal ditetapkan kemenangan, oh dia one man show, jalan sendiri," tuturnya.
Puncak Keributan di 21 Bulan 18 Hari Masa Kepemimpinan
Pecah kongsi Bupati Wakatobi Haliana dan Wabup Wakatobi Ilmiati Daud hingga berujung keributan di 21 bulan 18 hari masa kepemimpinannya.
Pasangan kepala daerah tersebut resmi memimpin Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), setelah resmi dilantik Gubernur Sultra Ali Mazi pada 28 Juni 2021 silam.
Pelantikan pasangan bupati dan wakil bupati pemenang Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Wakatobi 2020 tersebut berlangsung di rumah jabatan atau rujab gubernur di Kota Kendari.
Namun hanya berselang sekitar 21 bulan 18 hari dari pelantikan itu, Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi periode 2021-2024 tersebut justru terlibat cekcok dan keributan.
Puncak konflik Haliana dan Ilmiati Daud benar-benar pecah di ruang kerja bupati pada Senin (18/05/2021) sekitar pukul 10.00 wita.
Pertengkaran terjadi di ruang kerja yang berada di kantor Bupati Wakatobi, Jalan Samburaka, Kelurahan Mandati II, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara itu.
Cekcok dan keributan yang awalnya hanya sekadar ‘bisik-bisik’ pegawai di lingkup Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Wakatobi itupun akhirnya kini menjadi konsumsi publik.
Diskusi maupun pembahasan terkait cekcok yang konon kabarnya diwarnai aksi remas bibir terhadap sang bupati pun mewarnai jagad media sosial dalam dua hari terakhir ini.
Ilmiati Daud yang sedang berada di Kota Kendari, Provinsi Sultra, pada Rabu (17/05/2023), pun tak malu-malu lagi mengungkap pecah kongsi dan konfliknya dengan Haliana.
Meski membenarkan terjadinya cekcok hingga keributan, Ketua DPD Nasdem Wakatobi tersebut menepis kabar terjadinya aksi remas bibir terhadap sang bupati.
Sebaliknya, wanita yang akrab disapa Wa Sungke itu menyebut dirinya seakan ‘diborongi’ Haliana bersama sopir dan ajudannya dalam pertengkaran itu.
Bahkan, dia menyebut dirinya justru mendapatkan ancaman dari anak buah sang bupati saat keributan tersebut terjadi.
Namun pada hari yang sama saat Ilmiati membeberkan konflik tersebut, sopir Bupati Wakatobi berinisial T melaporkannya ke Kepolisian Resort atau Polres Wakatobi.
Pelapor melaporkan Ilmiati Daud karena terkena lemparan saat terjadinya keributan sang Wabup Wakatobi dengan Bupati Haliana.
Laporan terhadap Ilmiati pascakeributan tersebut dibenarkan Kapolres Wakatobi, AKBP Dodik Tatok Subiantoro.
“Iya laporannya masuk ke Polres tapi saya belum melihat materinya. Baru ada dari pihak bupati yang melaporkan kejadian itu,” katanya dikonfirmasi TribunnewsSultra.com.
“Bukan bupati yang melaporkan, tapi dari drivernya yang berada di lokasi dan mungkin ada keributan terkena dampak,” jelas AKBP Dodik menambahkan.
Terkait cekcok dan keributan dirinya dengan Wabup Wakatobi Ilmiati Daud, Bupati Wakatobi Haliana hingga kini belum berkomentar.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia atau PDI Perjuangan itu belum merespon saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp Messenger sejak Selasa (19/06/2021) malam.
Begitupun saat dikonfirmasi kembali melalui pesan terpisah maupun panggilan WhatsApp pada Rabu (20/06/2023).
Kapolres siap mediasi
Kapolres Wakatobi AKBP Dodik Tatok Subiantoro sebut siap mendamaikan Bupati Wakatobi Haliana dan Wakil Bupati Ilmiati Daud.
Meski laporan insiden yang terjadi di ruang kerja bupati di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Senin (15/5/2023) lalu, sudah masuk di Polres Wakatobi.
AKBP Dodik Tatok Subiantoro mengungkapkan telah mengetahui adanya konflik yang terjadi antara orang nomor satu dan dua di Wakatobi ini.
Namun, dirinya berupaya agar permasalahan yang terjadi dapat terselesaikan secara kekeluargaan.
AKBP Dodik Tatok Subiantoro juga mencoba agar jalur hukum yang ditempuh oleh pihak Bupati Wakatobi, Haliana bisa terselesaikan dengan damai.
"Kita berupaya mendamaikan,” katanya saat dikonfirmasi pada Rabu (17/05/2023), membenarkan laporan tersebut.
Ia juga akan menemui Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi untuk upaya damai.
“Tapi setelah ini mungkin saya ketemu dulu bupati dan wakil bupati," jelasnya.
Meski begitu, pihaknya belum bertemu kedua belah pihak pascainsiden tersebut terjadi.
“Untuk sementara saya masih belum ketemu kedua belah pihak,” ujar AKBP Dodik.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Wabub Wakatobi Ilmiati Daud Pastikan Tak Mundur Dari Jabatan Meski Konflik Bupati Haliana
dan
Kapolres Wakatobi Sebut Siap Damaikan Bupati Haliana dan Wabub Ilmiati Daud: Kita Berupaya