Meningkatnya Kasus Sifilis, di Yogyakarta 89 Kasus per Maret 2023 di Bangka 36 Kasus
Penyakit raja singa atau sifilis (syphilis) meningkat dalam jangka waktu lima tahun sejak 2016 hingga 2022.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Penyakit raja singa atau sifilis (syphilis) meningkat dalam jangka waktu lima tahun sejak 2016 hingga 2022.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sifilis dilaporkan meningkat dari 12 kasus jadi hampir 21 ribu kasus.
Rata-rata, ada penambahan 17-20 kasus setiap tahunnya.
Salah satu daerah yang kasusnya meningkat yakni DI Yogyakarta.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Setyarini Hestu Lestari mengatakan, di tahun 2020 tercatat hanya ada 67 kasus sifilis di DIY.
Kemudian di 2021 meningkat menjadi 141 kasus dan pada 2022 kembali merangkak naik sebanyak 333 kasus.
Baca juga: Kasus HIV dan Sifilis di Indonesia Meningkat Drastis, Ibu Rumah Tangga Banyak Terinfeksi HIV
"Tahun 2023 terdapat 89 kasus per Januari hingga Maret," kata Rini, Rabu (10/5/2023).
Sifilis tergolong penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum.
Penularannya disebabkan oleh aktivitas seksual yang dilakukan oleh penderitanya, seperti penetrasi, seks oral, atau seks anal.
Penyakit ini tidak menyebabkan case fatality rate (CFR) atau angka kematian.
Berbeda halnya dengan penyakit IMS HIV /AIDS.
Meski demikian, ibu hamil paling dikhawatirkan jika terpapar penyakit raja singa.
Sebab, sifilis kongenital pada Ibu hamil terkadang tidak menunjukkan gejala. Atau gejala yang muncul tak terlihat.
Jika tidak diobati bisa menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.