Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ditemukan Komunitas LGBT di Kalangan Remaja Wonogiri, Psikolog Ungkap Penyebabnya

Psikolog menanggapi fenomena LGBT yang ditemukan di Wonogiri, Jawa Tengah. Komunitas ini mengincar anak remaja untuk menjadi anggota.

Editor: Abdul Muhaimin
zoom-in Ditemukan Komunitas LGBT di Kalangan Remaja Wonogiri, Psikolog Ungkap Penyebabnya
net
Ilustrasi lgbt. Ditemukan komunitas LGBT di Wonogiri, Jawa Tengah. Ini kata Psikolog. 

Namun untuk mengetahui penyebab seseorang menjadi penyuka sesama jenis, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Sebab pemeriksaan itu untuk menentukan langkah penanganan yang tepat.

Sementara itu, faktor lingkungan juga bisa mendorong seseorang menjadi LGBT.

Misalnya saja seseorang melihat banyaknya kampanye dukungan terhadap kaum LGBT di media sosial.

"Selain itu, saat lingkungan sosialnya banyak yang seperti itu seseorang bisa terpengaruh meskipun pada awalnya menyukai lawan jenis," jelasnya.

Seseorang juga berpotensi menjadi biseksual.

Baca juga: Dinas Sosial Temukan Komunitas LGBT di Wonogiri, Anak Muda Dijadikan Target untuk Bergabung

Misalnya, seorang laki-laki memiliki istri namun memiliki pasangan gay.

Berita Rekomendasi

Faktor pergaulan bisa dominan, namun juga karena bisa masalah hormon.

Lebih jauh, Basuki menyampaikan bahwa peran orang tua dibutuhkan.

Orang tua harus dekat dengan anak, dengan begitu saat terjadi perubahan pada anak dan mengarah LGBT akan dirasakan orang tua.

Komunitas anak juga harus dipahami orang tua.

Siapa saja yang berinteraksi dengan anak.

Baca juga: Ditemukan Komunitas LGBT di Wonogiri, Saling Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan Online

Saat orang tua merasa anaknya mengarah LGBT, orang tua bisa langsung berkonsultasi dengan tenaga profesional.

Dokter spesialis kesehatan jiwa RSUD dr Soediran Mangun Sumarso, Romy Novrizal menjelaskan penanganan LGBT bisa dilakukan sesuai dengan kondisi individu itu sendiri.

Baik secara psikologi atau klinis.

"Semisal karena hormon, bisa dilakukan terapi hormon. Sementara jika karena faktor luar, bisa dilakukan cognitive behavioral therapy (CBT)," jelasnya.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas