Kepala Sekolah Gelapkan Uang Koperasi Rp 2,3 Miliar, Dipakai Buat Bangun Rumah hingga Kosan
Iskak yang sudah pensiun mengakui kalau uang Rp 2,3 miliar sudah diwujudkan bangunan rumahnya yang megah, kosan, dan lapak pasar untuk disewakan.
Editor: Muhammad Zulfikar
Akhirnya Iskak yang sudah pensiun mengakui kalau uang Rp 2,3 miliar sudah diwujudkan bangunan rumahnya yang megah, kosan, dan lapak pasar untuk disewakan.
"Saya akan tanggung jawab. Nanti dijual. Ini sudah saya cicil Rp 200 juta," kata Iskak mengakui.
Dana itu diakui tidak digunakan sekaligus. Karena sudah 20 tahun jadi bendahara, Iskak mengakui telah mengambil sedikit-sedikit untuk mendirikan bangunan-bangunan.
"Akhirnya uang KPRI katut," ucap Iskak yang asli Yogyakarta.
Baca juga: Guru Tak Kembalikan Uang Tabungan Siswa, Koperasi di Pangandaran Bangkrut dan Jual Asetnya
Anselmus melihat KPRI Tegar minim pengawasan. Seluruh Kasek SDN di Kecamatan Rungkut masuk pengawas KPRI.
Namun karena banyak yang pensiun, pengawasan makin melemah. Anggota koperasi yang lain mulai curiga.
Tiba-tiba sejak 2019, banyak kasek-kasek malah menarik simpanan dan deposito secara masif.
"Dari situlah, kami mendesak SPJ. Begitu pergantian pengurus termasuk Bendahara Koperasi Tegar, diketahui kalau uang sudah digunakan Pak Iskak selaku bendahara," ucap Anselmus.
Anselmus menyebut jumlah simpanan guru-guru SD itu di atas Rp 10 juta. Bahkan ada yang Rp 75 juta.
Ada guru yang seluruh gajinya disimpan ke KPRI ini. Biasanya diambil saat pensiun.
Iskak mampu menutupi aksi tilapnya dengan tetap memenuhi hak para guru. Misalnya saat Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Lebaran, Iskak bisa membayar semuanya dengan cara meminjam bank tanpa sepengetahuan anggota KPRI
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul KRONOLOGI LENGKAP Kepsek di Surabaya Tilap Uang Guru Rp 2,3 M, Dipakai Bangun Rumah hingga Kosan