Siapa Pemilik SAM Air yang Pesawatnya Jatuh dan Terbakar di Hutan Papua? Ini Sosoknya
Inilah sosok pemilik maskapai SAM Air yang pesawatnya sempat hilang kontak lalu ditemukan jatuh dan terbakar di hutan Papua Pegunungan.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Suci BangunDS
"Saya pernah dagang sirih pinang di Wamena, jual bensin botolan di Puncak Jaya, bahkan jadi kondektur bus di Makassar," ujarnya, dikutip dari Tribun-Timur.com.
Baca juga: Ini Identitas Pilot, Copilot hingga 4 Penumpang Pesawat SAM Air yang Jatuh di Papua
Namun, sebuah 'peristiwa di Papua' mulai mengubah nasibnya.
Lima tahun terakhir, Wagus Hidayat mencoba 'merintis jejak' Susi Pudjiastuti yang merupakan pemilik Susi Air.
Enam pesawat terbang jenis propeller-nya kini meladeni charter flight, layanan penerbangan tak terjadwal di Papua.
“Aamiin, saya belum ada apa-apanya dibanding Ibu Susi," ujar Wagus Hidayat merespons identifikasi jejak kariernya yang mirip mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (2014-2019) itu.
Pada September 2019, SAM Air telah mendapatkan izin terbang dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara pada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan.
SAM Air mendapatkan sertifikat Air Operator Certificate (AOC) dari Otoritas Penerbangan Nasional (ANA) atau Direktorat Jenderal (Dirjen) Penerbangan Sipil dan resmi mandiri.
Baca juga: Ini Identitas Pilot, Copilot hingga 4 Penumpang Pesawat SAM Air yang Jatuh di Papua
Sejak awal tahun 2021, ia juga mendapat mandat dari pemerintah untuk melayani penerbangan terjadwal di 10 bandara perintis di gugus Kepulauan Maluku.
Haji Dayat berharap, kepercayaan dari pemerintah menggarap penerbangan perintis di timur Indonesia menjadi ajang pembelajaran baru di bisnis aviasi ini.
Masih di tahun yang sama, SAM Air juga memenangkan tender untuk penerbangan perintis di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
SAM Air diberi kesempatan untuk melayani penerbangan perintis untuk melayani penumpang dan cargo hingga akhir 2021.
Selain sebagai pengusaha, Wagus Hidayat juga pernah menjadi anggota DPRD Jayapura dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Saat duduk menjadi legislator, ia berada di Komisi A yang membidani pemerintahan.
"Jadi anggota DPRD ini bukan mimpi saya. Waktu saya kampanye, dulu bahkan saya bilang saat kampanye, jangan pilih saya."