Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KKB Minta Uang Tebusan Rp5 M agar Pilot Susi Air Bebas, Polda Papua: Sudah Disiapkan tapi Masih Nego

Polda Papua mengatakan telah menyiapkan uang tebusan yang diminta oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya agar pilot Susi Air bebas.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: bunga pradipta p
zoom-in KKB Minta Uang Tebusan Rp5 M agar Pilot Susi Air Bebas, Polda Papua: Sudah Disiapkan tapi Masih Nego
Ist/Tribun Papua
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya kembali menyebar foto dan video kondisi pilot Susi Air Capten Philip Mark Mehrtens. Polda Papua mengatakan telah menyiapkan uang tebusan yang diminta oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya agar pilot Susi Air bebas. 

TRIBUNNEWS.com - Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, mengungkapkan pihaknya masih dalam proses negosiasi terkait uang tebusan yang diminta Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Uang tebusan itu dikatakan Benny sudah disiapkan oleh pemerintah daerah (pemda) setempat sejak awal Egianus Kogoya mengajukan tuntutan.

Diketahui, sejak awal menyandera Pilot Susi Air berkewarganegaraan Selandia Baru, Phillip Mark Mehrtens, pada 7 Februari 2023, Egianus Kogoya telah meminta beberapa hal pada pemerintah RI.

Yaitu, uang tebusan senilai Rp5 miliar, senjata, bahan makanan, dan bahan medis.

"Terkait hal tersebut, Pemda sudah menyiapkan untuk pembayaran uang tebusan."

"Itu sebetulnya sudah disiapkan sejak awal pada saat adanya tuntutan dari kelompok Egianus Kogoya ini," ungkap Benny dalam program Sapa Indonesia Malam KompasTV, Jumat (30/6/2023), dikutip Tribunnews.com.

Baca juga: KKB Ancam Eksekusi Pilot Susi Air, Ketua Dewan Urusan Luar Negeri Papua Barat: Phillip Bukan Musuh

"Waktu itu (minta uang tebusan) sebesar Rp5 miliar. Namun, itu semuanya dalam proses negosiasi, berapa yang akan bisa disanggupi," lanjutnya.

BERITA REKOMENDASI

Terkait tuntutan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya yang lainnya, Benny memastikan hanya uang tebusan yang akan disanggupi.

Hal itu dilakukan demi menjaga keselamatan Kapten Phillip.

"Tentunya tidak mungkin kita memberikan senjata," tegasnya.

"Pada prinsipnya, keselamatan pilot itu yang utama ya. Sandera ini bisa dikembalikan dalam keadaan hidup dan sehat," ucap Benny.

Saat disinggung soal ancaman Egianus yang akan mengeksekusi Kapten Phillip pada Sabtu (1/7/2023), Benny mengatakan pihaknya masih terus mengupayakan proses negosiasi.

Selama ini, Benny menyebut TNI-Polri sudah membuka ruang komunikasi, namun tak mendapat respons dari pihak Egianus Kogoya,

"Kita mencoba membuka ruang komunikasi, hingga saat ini tidak pernah membuka negosiasi dengan kami," ungkapnya.

"Memang hari ini (Jumat) batas akhir, namun kalau tidak ada ruang komunikasi dengan TNI-Polri dan Pemda, tentunya kita bagaimana untuk bisa bernegosiasi," pungkasnya.

Terpisah, Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, juga mengungkapkan pihaknya akan menyerahkan uang tebusan yang diminta Egianus Kogoya untuk membebaskan Kapten Phillip.

Fakhiri memastikan pihaknya hanya akan menyanggupi permintaan Egianus soal uang tebusan saja.

"Tidak mungkin kami mengabulkan kedua permintaan itu (merdeka dan senjata)," kata Fakhiri di Jayapura, Kamis (29/6/2023), dikutip dari Kompas.com.

"Namun, untuk uang yang juga diminta akan disiapkan dan diserahkan kepada Egianus Kogoya, asal sandera yang berkebangsaan Selandia Baru itu dibebaskan dan diserahkan ke aparat keamanan," pungkasnya.

Baca juga: Nasib Nyawa Pilot Susi Air dan Dua Syarat KKB Papua yang Tak Bakal Dipenuhi

Egianus Kogoya Disebut Tak Bakal Lukai Kapten Phillip

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya kembali menyebar foto dan video kondisi Susi Air Capten Philip Mark Mehrtens.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya kembali menyebar foto dan video kondisi Susi Air Capten Philip Mark Mehrtens. (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Ketua Dewan Diplomatik dan Urusan Luar Negeri Papua Barat, Akouboo Amatus Douw, meyakinkan publik bahwa Egianus Kogoya tak bakal menembak mati Kapten Phillip.

Menurut Akouboo, Egianus Kogoya dkk memiliki niat baik terhadap kemanusiaan dan kebebasan.

“Mereka memiliki itikad baik pada kemanusiaan dan kebebasan."

"Mereka memiliki kebijaksanaan yang baik dalam menghormati kehidupan masyarakat, menghormati semua makhluk di planet manusia."

"Sebagaimana telah mereka buktikan di tiga bulan pertama menjamin kehidupan Pilot,” urai Akouboo lewat keterangan tertulis, Jumat (30/6/2023), dikutip dari Tribun-Papua.com.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di bawah pimpinan Egianus Kogoya, kata Akouboo, bakal mengukir sejarah dan memiliki reputasi yang baik.

Ia pun memastikan Egianus tengah mencari solusi dan tak akan membunuh orang tidak bersalah.

"Itu sebabnya dia sekarang mencari solusi, bukan untuk hal lain atau membunuh orang yang tidak bersalah," ujarnya.

Akouboo pun menyarankan agar pemerintah Indonesia bernegosiasi dengan kelompok Egianus Kogoya lewat mediasi secara internasional.

“Kami juga menyarankan semua pihak yang menginginkan pembebasan Pilot Mehrtens, untuk meminta Selandia Baru dan Indonesia untuk bernegosiasi dengan TPNPB OPM melalui negosiasi yang dimediasi secara internasional,” sambung Akouboo.

Panglima TNI Perintahkan Terus Lakukan Negosiasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M. memimpin acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Dansatkomlek TNI dan Kapusinfomar TNI berlangsung di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (15/06/2023).

 

Dansatkomlek TNI diserahterimakan dari Brigjen TNI Drs. Leo Yunaidy Wibisono, M.A.P. kepada Kolonel Chb Muhammad Muhson dan Kapusinfomar dari Laksma TNI Agoeng Muh. Kencana S., CHRMP kepada Kolonel Laut (P) Robert Hasudungan Marpaung.

 

Sertijab tersebut berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/568/V/2023 tanggal 31 Mei 2023. Dalam keputusan Panglima TNI tersebut Brigjen TNI Drs. Leo Yunaidy Wibisono, M.A.P. menjadi Pati Mabes TNI AD dan Laksma TNI Agoeng Muh. Kencana S., CHRMP., menjadi Komandan Lantamal XII/Ptk Koarmada I. //PUSPEN TNI
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M. memimpin acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Dansatkomlek TNI dan Kapusinfomar TNI berlangsung di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (15/06/2023). Dansatkomlek TNI diserahterimakan dari Brigjen TNI Drs. Leo Yunaidy Wibisono, M.A.P. kepada Kolonel Chb Muhammad Muhson dan Kapusinfomar dari Laksma TNI Agoeng Muh. Kencana S., CHRMP kepada Kolonel Laut (P) Robert Hasudungan Marpaung. Sertijab tersebut berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/568/V/2023 tanggal 31 Mei 2023. Dalam keputusan Panglima TNI tersebut Brigjen TNI Drs. Leo Yunaidy Wibisono, M.A.P. menjadi Pati Mabes TNI AD dan Laksma TNI Agoeng Muh. Kencana S., CHRMP., menjadi Komandan Lantamal XII/Ptk Koarmada I. //PUSPEN TNI (TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI)

Menanggapi ancaman KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya soal batas waktu pembebasan Kapten Phillip, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan telah memerintahkan supaya terus melakukan negosiasi.

Perintah ini diberikan Yudo kepada Pangkogabwilhan III, Letjen TNI Agus Suhardi dan Pangdam Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan.

Baca juga: Respons TNI soal Ancaman KKB Tembak Mati Pilot Susi Air: Mereka Tahu Konsekuensinya

“Tenggat waktunya enggak bisa tentukan, yang jelas saya sampaikan kepada Pak Pangkogabwilhan III maupun Pak Pangdam untuk terus melaksanakan negosiasi," kata Yudo kepada wartawan di Mabes Polri, Jumat (30/6/2023).

Yudo mengatakan pemerintah masih mendahulukan negosiasi yang dilakukan tokoh agama, tokoh masyarakat setempat.

Di sisi lain, Yudo mengatakan, pemerintah sendiri tidak menginginkan proses penyelesaian dengan jalur kekerasan.

"Negosiasi mendahulukan para tokoh agama, tokoh masyarakat yang saat ini dijalankan oleh Pak Pj Bupati Nduga, ya kita tunggu saja,” jelasnya.

“Ya kita tidak mau berhadap dengan tadi, kekerasan senjata karena nanti dampaknya pasti pada masyarakat."

"Sehingga kita tempuh jalan tokoh agama dan tokoh masyarakat yang untuk melaksanakan negosiasi,” imbuhnya.

Diketahui, Egianus Kogoya mengancam akan menembak Kapten Phillip jika Indonesia tak mengakui kemerdekaan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

“Kalau dari negara tidak todong ke Indonesia terus Indonesia tidak mengaku, berarti dua bulan itu lewat, maka kami akan tembak pilot,” kata Egianus dalam video.

Banyak pihak menyebutkan bahwa tenggat waktu dua bulan itu akan jatuh pada 1 Juli 2023.

Tanggal 1 Juli merupakan hari yang kerap disebut sebagai hari jadi OPM.

Pada 1 Juli 1971, dua tokoh Papua Barat memproklamasikan kemerdekaan negaranya dari luar negeri.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Abdi Ryanda Shakti, Tribun-Papua.com, Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas