Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polres Purbalingga Amankan Empat Pemuda Pengguna Tembakau Sintetis, Dibeli secara Online

Sejumlah pemuda diamankan Satresnarkoba Polres Purbalingga, Jawa Tengah karena gunakan tembakau sintetis.

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Polres Purbalingga Amankan Empat Pemuda Pengguna Tembakau Sintetis, Dibeli secara Online
IST
Ilustrasi - Sejumlah pemuda diamankan Satresnarkoba Polres Purbalingga, Jawa Tengah karena gunakan tembakau sintetis. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah pemuda diamankan Satresnarkoba Polres Purbalingga, Jawa Tengah karena gunakan tembakau sintetis.

Ada empat orang yang rata-rata masih berusia 19 hingga 20 tahun yang diamankan.

Empat orang tersebut berinisial MRY (19), FAP (20), FP (19), AN (20).

Keempatnya berasal dari Kabupaten Banyumas, Jateng.

Wakapolres Purbalingga, Kompol Pujiono mengatakan, para tersangka memiliki tembakau sintetis yang dibeli secara online.

"Tembako tersebut dikonsumsi sendiri oleh empat tersangka," ujar Wakapolres didampingi Kasatresnarkoba, AKP Achirul Yahya dan Plt Kasihumas Iptu Imam Saefudin.

Baca juga: Kecanduan Narkoba dan Judi Online, Warga Tanjungkarang Barat Curi Uang Milik Tetangganya

Bermula saat petugas melakukan observasi, Selasa (20/6/2023) di daerah yang diduga sering digunakan untuk transaksi narkoba.

Berita Rekomendasi

Saat sedang melakukan observasi di Kecamatan Kalimanah ditemukan dua tersangka yaitu MRY dan FAP yang kedapatan membawa barang bukti tembako sintetis.

"Dari pengembangan kasus diamankan dua tersangka lain yaitu FP dan AN di wilayah Purwokerto.

Keduanya diamankan berikut barang buktinya pada Kamis (22/6/2023)," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com.

Barang bukti yang diamankan diantaranya 1 plastik transparan berisi 10,67 gram tembako sintetis, 1 plastik transparan dan sisa puntung rokok berisi 0,10 gram tembako sintetis, dua unit telepon genggam, satu bungkus makanan ringan dan satu buah sepeda motor.

Dari pengakuan tersangka, barang bukti berupa tembako sintetis diperoleh dengan cara membeli secara online melalui inboks akun media sosial.

Tersangka FP dan AN yang berkomunikasi dengan penjual tembako sintetis tersebut.

Setelah membayar dengan cara transfer, kemudian barang dikirim ke suatu alamat yang selanjutnya diambil oleh tersangka MRY dan FAP.

Setelah barang diambil, kemudian dikonsumsi bersama-sama oleh keempat tersangka.

"Tersangka mengaku sudah kurang lebih tiga kali memesan tembako sintetis untuk dikonsumsi bersama.

Selain membeli secara online, ada juga yang diperoleh setelah salah satu tersangka membuatkan desain foto profil medsos untuk penjual tembako sintetis tersebut atau barter," katanya.

Tersangka dikenakan Pasal 114 ayat (2) atau Pasal 112 ayat (2) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Jo Pasal 132 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Jo Permenkes RI No. 4 Tahun 2021 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.

Ancaman hukuman pasal tersebut yaitu pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1 Miliar dan paling banyak Rp10 Miliar.

Baca juga: Anak Pejabat Cianjur Terlibat Kasus Narkoba, Komisi III: Siapapun Setara di Depan Hukum

Apa Itu Tembakau Sintetis?

Berikut perbedaannya dengan narkoba jenis ganja dan efeknya bagi tubuh.

Tembakau sintetis merupakan jenis narkoba yang dibuat dari campuran bahan kimia industri seperti AB- CHMINACA, FUB-AMB, 5-Fluoro-ADB.

Mengutip KompasTV dari ashefagriyapustaka.co.id, campuran tersebut dibuat dengan menyemprotkan kandungan yang efeknya akan menyerupai ganja

ke daun kering atau potongan rumput sehingga bentuknya seperti lintingan rokok tembakau.

Tembakau sintesis sendiri bukanlah ganja.

Hanya saja, pembuat tembakau sintetis meniru efek dari ganja alami.

Namun, efek THC (kandungan pada ganja) pada tembakau sintetis memiliki efek yang lebih kuat ketimbang THC pada ganja alami.

Tembakau sintetis dikategorikan dalam jenis narkotika golongan 1 yang hanya boleh digunakan sebagai penelitian saja.

Tembakau ini dirancang oleh John William Huffman sekitar 20 tahun yang lalu untuk digunakan sebagai penelitian.

Huffman menyelidiki efek ganja sintetis ini kepada hewan dan tidak dikeluarkan sebagai konsumsi manusia karena efeknya yang sangat kuat.

Hingga pada 2008, karyanya dipublikasikan.

Namun, ganja sintetis yang kemudian disebut JWH-018 muncul di laboratorium forensic Jerman.

JWH-018 pun menyebar ke banyak orang yang penasaran ingin menjajal kebolehan tembakau ini.

Sayangnya, tembakau sintetis ini dianggap sebagai ganja varian baru dan banyak orang yang kemudian menyalahgunakannya.

Harganya yang lebih murah menjadi daya tarik ganja sintetis ini.

Baca juga: 7 Suporter Persis Solo Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan Sesama Suporter, Hasil Tes Positif Narkoba

Efek samping tembakau sintetis

Kemampuan kandungan kimia yang ada di tembakau sintetis ini dapat menyebabkan efek euphoria bagi penggunanya.

Hal ini karena kandungan THC yang mengikat sistem reseptor CB1 di dalam otak.

Dengan dosis yang terbilang rendah, efek tembakau sintetis yang dirasakan sangat kuat dan menimbilkan beberapa efek samping, seperti:

- Nyeri dada

- Pusing

- Mual dan muntah

- Kerusakan ginjal

- Penglihatan kabur dan menghitam

- Ngilu

- Kejang

- Sakit kepala

- Anggota tubuh mengalami kedutan

- Pembesaran pupil

- Kebingungan

- Peningkatan glukosa

- Penurunan kadar kalium dalam darah

Selain itu, dari segi psikis, tembakau sintetis dapat menyebabkan:

- Halusinasi

- Psikosis

- Emosi yang tidak terkontrol

- Marah

- Mengamuk

Penyalahgunaan terhadap tembakau sintetis juga dapat berakibat fatal bagi tubuh.

Pengguna dapat mengalami sesak napas, serangan jantung, stroke, gagal jantung akut, darah tinggi, hingga kematian.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Empat Pemakai Tembakau Sintetis Diringkus Anggota Polres Purbalingga, Apa itu Tembakau Sintetis?

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas