Keluarga RTA Korban Mutilasi di Sleman Buka Suara: Sebut Pelaku Bukan Manusia, Minta Dihukum Mati
Pihak keluarga RTA (20) buka suara terkait aksi pembunuhan dan mutilasi yang menimpa RTA. Keluarga sebut pelaku bukanlah manusia.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
Jadi ketika jenazah datang langsung disholatkan di Masjid, lalu langsung dikebumikan jam berapa pun itu mau dini hari malam juga siap," ucap Abdullah, dikutip dari Bangkapos.com.
Ketua TPU Kelurahan Ampui, Zulkifli membenarkan keluarga korban sudah memesan liang lahat untuk RTA.
Korban rencananya akan dikebumikan di dekat kuburan sang nenek.
"Iya jadi minta dekat dengan lokasi neneknya, kalau posisinya itu ada di tengah samping sedikit.
Jadi pas dilihat lokasinya memang masih ada tanah kosong, jadi insya Allah tentunya bisa di lokasi itu," ungkapnya.
Pihak keluarga hingga kini belum menerima kepastian terkait pemulang jenazah RTA.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda DIY, Kombes Pol FX Endriadi menjelaskan, jenazah RTA belum bisa dipulangkan ke keluarganya.
Polisi masih menunggu selesainya proses tes DNA di RS Bhayangkara.
"Untuk informasi penyerahan jenazah akan dikerjakan setelah ada hasil dari tes DNA," katanya, dikutip dari TribunJogja.com.
Kronologi tewasnya RTA
Endriadi menyebut, kronologi tewanya korban bermula dari mengenal satu sama lain.
"Dari pendalaman terhadap para pelaku, terdapat fakta-fakta antara korban dengan terduga pelaku dua orang ini saling kenal," katanya, dikutip dari Kanal YouTube Polda D.I. Yogyakarta, Rabu (19/7/2023).
Endriadi lebih jauh menjelaskan hubungan korban dengan kedua pelaku.
Diketahui, pertemuan ketiganya mulanya dari media sosial.
Baca juga: Kronologis Mutilasi di Sleman: Pelaku Diundang dari Jakarta Kemudian Lakukan Kekerasan Berlebihan