Karyawan KAI Terduga Teroris Diduga Gunakan Marketplace untuk Jual-Beli Senjata Api, Ini Kata Polisi
Karyawan PT KAI yang ditangkap atas kasus terorisme memiliki marketplace yang diduga digunakan untuk sarana jual beli senjata api.
Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Pravitri Retno W
Sementara itu, penangkapan DE berlangsung di Jalan Raya Bulak Sentul RT 07 TW 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Senin sekitar pukul 13.17 WIB.
Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, mengatakan DE selama ini aktif menyebrkan motivasi untuk melakukan jihad.
"Telah kami sampaikan bahwa Saudara DE ini adalah pendukung jaringan teroris ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial, dengan memberikan motivasi untuk jihad melalui media sosial,"ujar Ahmad Ramadhan.
Selain itu, DE juga sempat mengunggah poster berisikan teks pembaruan baiat kepada pemimpin ISIS di media sosial.
Teks baiat itu diunggah dalam bahasa Arab dan Indonesia.
Ahmad Ramadhan melanjutkan, DE memiliki total 16 senjata api.
11 di antaranya adalah senjata laras pendek, dan 5 lainnya adalah senjata laras panjang.
Baca juga: Fakta Pegawai PT KAI Terduga Teroris, Disebut Niat Serang Mako Brimob, Kuasai Senjata Api Rakitan
Rumah Orang Tua DE Digeledah
Setelah penggeledahan dilakukan di rumah DE yang terletak di Bekasi Utara, Densus 88 juga menggeledah rumah orang tua DE yang ada di Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Ayah DE sudah meninggal sehingga di rumah tersebut hanya ada ibu dan kakak DE.
Ketua RT setempat, Idris, mengatakan DE yang berstatus terduga teroris jarang tinggal di rumah ibunya.
"Namun dia jarang tinggal di lingkungan BSI, di RT 2 jarang, banyaknya di luar," tuturnya, Senin, dikutip dari TribunJabar.id.
Ia mengaku kaget ketika ada laporan penggeledahan di rumah ibu DE.
Proses penggeledahan berlangsung sekitar dua jam, namun Idris mengaku tidak mengetahui barang yang diamankan Densus 88.
"Sebetulnya yang ada di sini rumah orang tuanya, setelah nya bekerja dia jarang ke sini mungkin sudah 5 sampai 6 tahun."
"Kalau ke sini hanya saat ada perlu, atau seperti saat lebaran," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami) (Kompas.com/Rahel Narda) (TribunJabar.id/Luthfi Ahmad Mauludin)