Tak Tahu Salah Apa, Siswa MTs di Blitar Dipukul Teman hingga Tewas, Pelaku: Nggak Usah Banyak Omong
Siswa MTs di Blitar dipukul teman sekolah hingga tewas. Korban sempat bertanya salah apa, namun pelaku terus memukul.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.com - AJH, siswa kelas 9 MTS di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tewas usai dipukul secara membabi buta oleh teman sekolahnya, MA.
MA menganiaya AJH menggunakan tangan kosong pada Jumat (25/8/2023), di ruang kelas korban.
Teman sekelas AJH, D, mengatakan awalnya pelaku datang ke ruang kelas mereka dan memanggil korban.
Kala itu, menurut D, tak ada guru di ruang kelas mereka.
Korban yang menghampiri pelaku di depan pintu kelas tiba-tiba langsung dipukul tanpa diberi tahu kesalahannya.
Baca juga: Siswa Madrasah di Blitar Tewas di Tangan Teman Sendiri, Polisi Otopsi di Malam Hari
"Waktu itu korban duduk di samping saya, sedang mengerjakan tugas di kelas. Lalu pelaku datang dan memanggil korban," kata D saat di RSU Al Ittihad Srengat, Jumat, dikutip dari TribunJatim.com.
"Pelaku tanya korban, 'Nyapo kok ita-itu karo aku? (kenapa kok menantang aku?'."
"Terus (pelaku) langsung memukul korban," tambah dia.
Menurut penuturan D, korban tak melawan saat dipukul di bagian perut, leher, dan rahang.
Meski teman-teman lain yang melihat aksi pemukulan itu sempat melerai, pelaku masih tetap memukul korban.
Bahkan, saat korban menanyakan kesalahannya, pelaku meminta korban diam dan terus melayangkan pukulan.
"Korban sempat menjauh dari pelaku sambil bertanya, 'Salahku opo kok mbok antemi? (salah saya apa kok kamu pukuli)'."
"Tapi terduga pelaku menjawab, 'Nggak usah kakean omong (tidak usah banyak bicara)' dan memukul korban lagi," urai D.
Korban diketahui langsung tak sadarkan diri saat pelaku memukul bagian tengkuk atau leher belakangnya.
Baca juga: Siswa MTsN di Blitar Tewas Di-Smackdown Teman Sekolah, Syarafnya Sampai Putus
Sebelum dibawa ke rumah sakit, korban sempat dibawa ke UKS.
"Korban tak sadarkan diri, napasnya seperti tersengal-sengal."
"Sempat dibawa ke UKS sekolah sebelum dibawa ke rumah sakit," terang D.
Tetapi, karena korban tak kunjung membaik, akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Nahas, saat tiba di rumah sakit, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.
"Jumat sekitar pukul 10.30 WIB, kami menerima pasien seorang anak laki-laki berusia sekitar 14 tahun yang diantar guru dan sejumlah siswa dengan keluhan tidak sadar."
"Keadaan (pasien) sudah tidak ada (meninggal dunia saat tiba di rumah sakit)" terang Penanggung Jawab IGD RSU Al Ittihad Srengat, dr Denny Krisna, Jumat.
Penyebab Korban Tewas
dr Denny membeberkan penyebab korban tewas usai dipukuli teman sekolahnya, MA.
Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter IGD RSU Al Ittihad Srengat, tak ditemukan luka luar di tubuh korban.
Ia menerangkan korban tewas lantaran cedera pada tulang belakang atau area belakang leher yang menyebabkan saraf putus.
"Kalau secara signifikan, kami tidak menemukan luka luar (pada tubuh korban). Dari kecurigaan kami karena tulang belakangnya tadi," beber dr Denny.
"(Cedera itu) kemungkinan mengakibatkan syarafnya putus dan meninggal," imbuh dia.
Terpisah, Kapolres Blitar, AKBP Danang Setyo PS, menyebutkan pelaku saat ini sudah diamankan.
Baca juga: Kapolres Blitar Sebut Siswa MTs AJH Tewas Dianiaya Teman Sekolah dengan Tangan Kosong
Pelaku kini sedang dalam penanganan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Blitar untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
“Untuk perkembangan akan disampaikan kembali dan mohon waktu karena pelaku masih anak-anak sehingga memerlukan perlakuan khusus,” ujar Danang, Jumat, dilansir Kompas.com.
Jenazah korban diketahui sudah dibawa ke RSUD Srengat Kabupaten Blitar untuk diperiksa lebih lanjut.
Terkait autopsi terhadap jenazah korban, pihak Polres Blitar masih menunggu hasilnya.
"Kami sudah melakukan autopsi jasad korban kemarin."
"Kami masih menunggu hasil resminya," kata Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Punjung Setyo, Sabtu (26/8/2023).
Usai diautopsi, jenazah korban sudah diserahkan ke pihak keluarga pada Sabtu, untuk langsung dimakamkan.
Kronologi Kejadian
Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar, Baharuddin, membeberkan kronologi kasus penganiayaan AJH.
Baharuddin juga menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya korban.
"Terkait dengan peristiwa kekerasan di MTs, pertama, kami atas nama Kemenag tentu sangat berduka dan semoga keluarga korban diberikan ketabahan, kesabaran, menghadapi musibah ini," kata Baharuddin, Sabtu (26/8/2023).
"Kedua, peristiwa itu menjadi pembelajaran kepada para pemangku satuan pendidikan dan stakeholder untuk lebih memperhatikan penguatan karakter yang di kurikulum merdeka disebut profil pelajar Pancasila," lanjutnya.
Baharuddin menjelaskan, kronologi peristiwa kekerasan terhadap siswa di sekolah tersebut terjadi pada Jumat sekitar pukul 10.00 WIB.
Awalnya, pelaku memasuki ruang kelas korban, kemudian menuju ke tempat duduk korban dan melakukan pemukulan terhadap korban.
"Kebetulan mengenai titik vital, sehingga hanya dalam tiga pukulan menyebabkan korban tak sadarkan diri."
"Waktunya sangat singkat, sebenarnya teman-teman di kelas berusaha menghalau tapi terlepas. Itu yang pertama," ujarnya.
Menurutnya, peristiwa penganiayaan yang dilakukan siswa itu terjadi secara spontan.
Artinya, dari penelusuran Kemenag di lapangan dan berdasarkan keterangan para guru dan beberapa siswa, antara korban dan pelaku tidak ditemukan indikasi perselisihan maupun permusuhan sebelumnya.
"Hanya saja, sehari sebelum kejadian, pelaku di jam istirahat masuk di ruangan kelas korban, kemudian ditegur oleh korban."
"Itu rupanya yang menjadikan pelaku tersinggung, sehingga di esok harinya pelaku melakukan tindakan kekerasan seperti itu kepada korban," katanya.
Dikatakannya, kasus kekerasan itu sudah ditangani oleh Polres Blitar Kota.
Dia juga mengatakan, akan ada proses hukum berikutnya.
"Itu di luar kewenangan satuan pendidikan. Kami mendukung proses hukum itu," ujarnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJatim.com/Samsul Hadi, Kompas.com)