Gubernur Ganjar dan Bupati Sri Mulyani Ikut Tradisi Yaa Qowiyyu Bersama Warga di Lapangan Plampeyan
Gubernur Ganjar Bersama Bupati Sri Mulyani Ikut Tradisi Yaa Qowiyyu Bareng Ribuan Warga Padati Lapangan Plampeyan
Editor: Tiara Shelavie
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Bupati Klaten, Sri Mulyani bersama ribuan warga dari berbagai daerah ikut memeriahkan puncak tradisi sebaran atau Andhum Apem Yaa Qowiyyu Ki Ageng Gribik di Jatinom, Jumat (1/9/2023).
Dari pantauan TribunSolo.com di lokasi, ribuan masyarakat mulai memadati Lapangan Klampeyan yakni lokasi puncak pelaksanaan Andhum Apem Yaa Qowiyyu Ki Ageng Gribik sejak pagi hari.
Selain dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah; Ganjar Pranowo, Bupati Klaten; Sri Mulyani, Forkopimda, Perwakilan Keraton Kasunanan Surakartahadiningrat dan sejumlah tamu undangan.
Lebih dari 6 ton apem yang berasal dari sumbangan masyarakat, khususnya warga Kecamatan Jatinom bakal dibagikan dalam tradisi tersebut.
Sedangkan puncak pelaksanaan tradisi tersebut baru dilaksanakan usai Salat Jumat yang digelar di Masjid Gedhe Jatinom yang berada di kompleks Makam Ki Ageng Gribig.
Nampak, Gubernur Jawa Tengah turun ke panggung utama setelah mengikuti Salat Jumat.
Ganjar sendiri hadir dengan mengenakan peci, kemeja dominan putih, dan celana berwarna hitam disambut riuh oleh ribuan warga.
Diiringi tabuhan rebana, satu persatu warga yang berada di tepian jalan menuju lokasi sebaran apem bersalaman langsung dengan Ganjar.
Tak lama kemudian, disusul dua gunungan apem yang sebelumnya telah diinapkan di pendopo yang berlokasi tepat di sebelah Masjid Gedhe Jatinom.
Dua gunungan tersebut dikirab oleh santri bersorban dan berpakaian serba putih menuju panggung utama, Ampi Teater.
Usai didoakan, kue apem pun dibagikan kepada ribuan masyarakat yang telah menunggu.
Sebaran apem dimulai dengan lemparan pertama yang dilakukan oleh Sekertaris Umum, KRT Mohammad Daryata Rekso Hastonodipuro kemudian diikuti Ganjar Pranowo dan Sri Mulyani bersamaan dengan tamu undangan lainnya.
Selanjutnya, penyebaran apem juga dilakukan dari dua menara yang berada di tengah Lapangan Klampeyan.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat yang turut serta melestarikan budaya Andhum Apem Yaa Qowiyyu Ki Ageng Gribik.
“Terima kasih kepada masyarakat yang telah menunggu. Alhamdulillah kita bisa kembali mengikuti tradisi Yaa Qowiyyu. Rasanya selalu senang untuk bisa hadir di sini (Yaa Qowiyyu) setiap tahunnya."
"Mudah-mudahan tradisi Yaa Qowiyyu ini dapat terus berjalan,” ungkapnya.
Dirinya berharap tradisi tersebut dapat terus dilestarikan.
Pasalnya, kegiatan itu tak sekedar melestarikan budaya saja.
"Karena tradisi ini bisa menggerakkan banyak hal, silaturahmi, ibadah kita yang tak pernah berhenti untuk selalu berdoa dan kerukunan antar warga seperti sekarang ini," tambahnya.
"Suatu pelajaran yang bagus adalah (tradisi ini mengajarkan) tentang bersedekah," tegasnya.
"Semua berkumpul dalam keceriaan dan kebersamaan," imbuhnya.
Selain itu, kegiatan itu juga turut menggerakkan perekonomian masyarakat.
Sekaligus pertunjukan yang unik sehingga jadi magnet bagi masyarakat berbondong-bondong datang ke tempat tersebut.
Ia juga menyampaikan kata pamit kepada masyarakat Jawa Tengah yang hadir karena masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah akan berakhir pada 5 September 2023 mendatang.
“Dalam kesempatan yang baik ini, sekaligus saya sampaikan terima kasih selama 10 tahun bersama masyarakat, kita bekerja untuk membangun Jawa Tengah."
"Terima kasih atas dukungan dan kesempatannya, 10 tahun saya mengemban amanah sebagai Gubernur Jawa Tengah. Saya mohon maaf jika ada kekurangannya,” paparnya.
Sementara itu, Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan tradisi Andhum Apem Yaa Qowiyyu Ki Ageng Gribik merupakan event tahunan yang menjadi pariwisata unggulan di Kabupaten Klaten.
Ia berharap tradisi tersebut dapat terus dilestarikan oleh masyarakat dari tahun ke tahun.
“Tentunya tradisi ini turut meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya para pelaku UMKM di wilayah Jatinom dan sekitarnya,” katanya.
Tradisi sebaran apem Yaqowiyu merupakan peninggalan budaya dari Ki Ageng Gribig yang merupakan tokoh ulama besar yang menyebarkan ajaran Islam di Desa Krajan, Kecamatan Jatinom.
Sebagai informasi bahwa Apem Yaa Qowiyyu Ki Ageng Gribik mendapatkan, Hak Atas Intelektual (HaKI) dari Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Pada Kamis (28/7/2022) HaKI itu diserahkan seusai upacara di Stadion Trikoyo, untuk kategori ekspresi budaya tradisional yakni Tradisi Yaa Qowiyyu.
HaKI juga diberikan untuk Kue Apem Yaa Qawiyyu dalam kategori pengetahuan tradisional. (*)