Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saat Tabrani Mulai Akrab Dengan Anak Kandung yang Tertukar, Bayi G Sudah 'Nempel' Banget

Siti dan suaminya Muhammad Tabrani akan mendapatkan anak kandung L yang selama ini dirawat oleh pasangan Dian Prihatini dan Hartono.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saat Tabrani Mulai Akrab Dengan Anak Kandung yang Tertukar, Bayi G Sudah 'Nempel' Banget
TikTok@diiana992
Muhammad Tabrani saat menggendong bayi G, anak kandungnya yang tertukar dengan bayi L selama satu tahun 

Pihak Siti Mauliah dan Dian Prihatini melaporkan RS Sentosa ke Polres Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/8/2023).

Kuasa hukum Siti, Binsar Aritonang mengatakan, bahwa pelaporan dilakukan dua belah pihak.

RS Sentosa dilaporkan terkait UU Perlindungan Konsumen.

"Kami ini equal, Ibu Dian dan Bu Siti itu sama, sama-sama korban dan sama-sama merasakan hal yang sama," ucap Binsar Aritonang.

Binsar menjelaskan bahwa penawaran-penawaran konpensasi dari pihak rumah sakit terkait jaminan pendidikan sampai SMA dan kesehatan yang sebelumnya ditawarkan telah ditolak.

Karena pendidikan atau kesehatan, kata dia, sudah ditanggung oleh negara.

"Kalau ganti rugi tidak ada yang bisa menilai kerugian yang klien kami hadapi. Satu tahun jauh dari anak kandung sendiri, siapa yang menilai kerugian itu kalau dari segi imateril," kata Binsar Aritonang.

Berita Rekomendasi

Dalam laporan polisi ini, pihak korban menuntut pihak RS menunjukan tanggung jawabnya seperti apa atas kejadian ini.

"Pertanggung jawaban dari rumah sakit, apapun itu bentuknya," kata Binsar Aritonang.

Hal yang serupa disampaikan oleh Kuasa Hukum Ibu S, Rusdy Ridho.

Pihak keluarga Ibu S atau Ibu Siti menuntut keadilan atas perkara bayi tertukar ini.

"Ya mendapatkan keadilan lah, apa yang sudah mereka (korban) alami satu tahun ini, mereka minta keadilan," kata Rusdy Ridho.

Rusdy mengatakan bahwa terkait tawaran konpensasi yang ditawarkan pihak RS pun dia nilai tak masuk akal, karena hal itu sudah menjadi hak dasar pendidikan dan kesehatan ditanggung negara.

"Kalau berbicara kerugian imateril itu tidak bisa diuangkan saya kira, tapi kami lebih memberikan edukasi bahwa rumah sakit tidak boleh semena-mena mengorbankan hak-hak pasien dan konsumen," ungkap Rusdy Ridho. (Tribun Bogor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas