Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Guru di Batam Evakuasi Siswa ke Hutan saat Ricuh Rempang Pecah, Gas Air Mata Penuhi Kelas

Siswa yang tak mampu bertahan atas udara gas air mata, mereka pingsan di dalam kelas.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Cerita Guru di Batam Evakuasi Siswa ke Hutan saat Ricuh Rempang Pecah, Gas Air Mata Penuhi Kelas
TRIBUNBATAM/BERES
Delia menceritakan upaya menyelamatkan siswa SMPN 22 Batam saat ruang kelas terkena uap gas air mata, Kamis (7/9/2023). Kericuhan pemasangan patok di Pulau Rempang, Batam berdampak luas. Kegiatan belajar siswa SMPN 22 Tanjung Kertang Cate, Batam terpaksa berhenti. 

“Tadi gak terbayangkan pak. Banyak juga anak anak siswa yang sampai lompat pagar, masuk hutan bersembunyi,” tuturnya.

Delia enggan berkomentar lebih jauh atas kejadian itu. Ia hanyalah seorang guru yang sehari-hari menjadi tenaga pendidik di sekolah.

Delia hanya berharap, agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Sebab, dapat mengancam nyawa anak didik.

Dipojokan gedung RSUD Embung Fatimah Batu Aji, Delia tampak termenung.
Ia turut merasa sedih lantaran salah satu temannya yang juga guru harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.

“Masih nunggu bu Melda. Beliau masih di rawat, tadi ikut pingsan dan dibawa kesini,” jawab Delia singkat.

Beberapa siswa SMPN 22 mengungkapkan pengalaman pelik yang terjadi. Mereka merasa selamat dari kematian.

Baca juga: Ricuh Pemasangan Patok di Rempang Batam, Emak-emak Menangis hingga Pelajar Pingsan Kena Gas Air Mata

“Pekik tadi, macam nak mau mati. Pedih, sesak, panas. Ternyata begitu rasanya gas air mata iya,” ujar salah satu siswa SMPN 22, Sevi.

Berita Rekomendasi

Selvi mengaku sempat menangis. Beberapa temannya juga menangis melihat kejadian yang berlangsung saat itu. Apalagi teman di belakang mejanya mendadak pingsan.

Seusai udara gas air mata hilang, wajah para siswa itu merah. Mereka terlihat dekil.

Kepala Sekolah SMPN 22, Najib menyebutkan terpaksa akan meliburkan aktivitas belajar mengajar esok hari. Hal itu dikarenakan situasi di kawasan Cate tidak kondusif.

Warga: Anak Saya Nggak Bisa Bernapas

Saat peristiwa bentrokan yang mencekam, ada seorang pria berteriak sambil berlari ketakutan menggendong anaknya bernama Algifari Herman ke luar rumah.

Anak tersebut diketahui masih berusia 8 bulan, ia terkena Gas air mata ketika sedang berada di dalam kamar rumahnya.

Pria tersebut Bernama Herman, Warga Galang yang rumahnya berada di Jembatan 4 Galang Batam.

Dengan wajah yang penuh cemas ia berteriak meminta tolong kepada setiap orang yang ada di tengah bentrok antara warga dan Tim Gabungan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas