Soal Viral Kawin Tangkap di Sumba, Dikecam Pemerintah Daerah hingga Disebut Bukan Budaya Lokal
Peristiwa kawin tangkap pun mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk Pemda setempat.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
Dinasnya juga telah melakukan sosialisasi tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Baca juga: Viral Video Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya NTT, 4 Pelaku Ditangkap
Budayawan sebut Kawin Tangkap Adalah Penyimpangan
Pater Robert Ramone selaku pemerhati budaya Sumba mengatakan bahwa Kawin Tangkap bukan budaya masyarakat Sumba.
Selain itu, ia menuturkan bahwa kawin tangkap adalah sebuah penyimpangan budaya.
"Yang jelas kawin tangkap bukanlah budaya orang Sumba, tapi ini adalah penyimpangan budaya," tegasnya, dikutip dari Kompas.com.
Ia menambahkan, Kawin Tangkap merupakan sebuah perkawinan yang tak normal.
Ramone menambahkan, Kawin Tangkap tak hanya terjadi di Sumba saja, tapi juga terjadi di Lombok.
"Kawin tangkap adalah sebuah perkawinan tak normal dan lazim tapi itu terjadi dalam masyarakat kita. Tentu kawin tangkap tidak hanya terjadi di Sumba saja, tapi di tempat lain pun terjadi, bahkan lebih seru seperti terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)," ungkapnya.
Baca juga: Peristiwa Kawin Tangkap Terjadi Lagi di Sumba Barat Nusa Tenggara Timur, 4 Pelaku Diamankan Polisi
Kronologi Kawin tangkap di Sumba
Kapolsek Wewewa Barat, Iptu Bernandus Kandi menceritakan, peristiwa kawin tangkap yang videonya viral berma ketika korban, Dinasiana, akan pergi ke rumah neneknya di Kecamatan Wewewa Barat.
Ia pergi bersama keluarganya menggunakan sepeda motor.
Mengutip Pos-Kupang.com, sesampainya di simpang Desa Waimangura, Kecamatan Wewewa Barat, korban berhenti lantaran ada anggota keluarga hendak membeli rokok di kios yang berada di pinggir jalan raya.
Saat Dinasiana yang menunggu di tepi jalan inilah jadi kesempatan oleh beberapa pelaku untuk menangkap dan membopongnya ke mobil pikap.
"Tiba-tiba saja datang sejumlah orang menangkapnya, lalu menaikannya ke mobil pikap yang sudah disiapkan para pelaku di pinggir jalan raya," kata Kandi.
Menurutnya, korban Dinasiana sempat berteriak meminta tolong.
"Namun kalah cepat dengan mobil pikap yang membawanya pergi," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.