Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Permintaan Maaf Joko Santoso Buntut Dugaan Pemukulan Kader PDIP, Akui Patuh pada Keputusan Gerindra

Joko Santoso menyampaikan permohonan maaf kepada warga, kader, dan pendukung atas kegaduhan yang terjadi.

Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Permintaan Maaf Joko Santoso Buntut Dugaan Pemukulan Kader PDIP, Akui Patuh pada Keputusan Gerindra
dprd.semarangkota.go.id, Istimewa
Joko Santoso (kiri) dan rekaman CCTV diduga Joko Santoso menunjukkan gestur marah kepada seorang warga (kanan). Joko Santoso menyampaikan permohonan maaf kepada warga, kader, dan pendukung atas kegaduhan yang terjadi. 

Joko mengaku juga akan melakukan hal yang sama yakni laporan balik dengan tuduhan pencemaran nama baik dan laporan palsu.

"Saya bener menegur dan marah, tapi sama sekali tidak melakukan pemukulan," papar dia.

Sementara itu, Joko Santoso menyebut ada banyak saksi yang melihat kejadian tersebut.

Ia pun menegaskan hanya sebatas mendorong dan tidak ada aksi memukul atau menyebabkan korban mengalami luka-luka.

"Memang saya dorong tapi tidak di muka. (Terkait adanya luka lebam, red) di muka dibuat oleh siapa saya tidak tahu kok jadi ada benjolan."

"Tangan saya bersih tidak ada luka atau bekas. Saksi banyak yang melihat tidak menyentuh muka," terangnya.

Baca juga: Duduk Perkara Ketua DPC Gerindra Semarang Diduga Pukul Kader PDIP, Berujung Copot Jabatan

Rekaman CCTV diduga Joko Santoso menunjukkan gestur marah kepada seorang warga.
Rekaman CCTV diduga Joko Santoso menunjukkan gestur marah kepada seorang warga. (Istimewa)

Joko menjelaskan, kemarahan terhadap Suparjiyanto itu dipicu karena masalah bendera.

Berita Rekomendasi

Sejak lima bulan yang lalu, dirinya tidak mempersoalkan adanya pemasangan bendera PDIP di wilayah kampungnya di RW IV Bandarharjo, Kota Semarang.

Namun, baru-baru ini, kata Joko, mungkin karena warna bendera telah usang akhirnya dicopot dan digantikan dengan yang baru.

Kemudian, yang membuatnya kesal ketika bendera tersebut hanya dipasang di RT tempat rumahnya berada, tidak seperti awalnya yang terpasang di semua lingkungan RW.

Menurutnya, hal tersebut tidak mencerminkan adanya etika berpolitik dan justru seolah-olah melecehkan dirinya sebagai anggota dewan yang berasal dari dapil setempat.

(Tribunnews.com/Nuryanti/Ibriza Fasti Ifhami) (TribunJateng.com/Hermawan Endra) (Kompas.com/Muchamad Dafi Yusuf)

Berita lain terkait Kader Partai Bertikai

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas