Fakta Siswi SD di Gresik Alami Kebutaan, CCTV Sekolah Tak Aktif, Hasil MRI Tak Ditemukan Kekerasan
Terungkap fakta CCTV sekolah tak berfungsi saat kasus siswi kelas 2 SD di Gresik mengalami kebutaan. Hasil visum tak menunjukkan adanya kekerasan.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswi kelas 2 SD di Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur berinisial SA (8) mengalami kebutaan diduga karena matanya dicolok tusuk pentol saat berada di sekolah.
Kasus ini terjadi pada 7 Agustus 2023 lalu yang mengakibatkan korban mengalami trauma hingga enggan masuk sekolah.
Berdasarkan hasil uji laboratorium forensik yang dilakukan oleh Polda Jatim, CCTV sekolah tidak berfungsi saat kejadian.
Kapolres Gresik, AKBP Adhitya Panji Anom mengatakan CCTV sekolah terakhir aktif pada awal Juni 2023 lalu.
Baca juga: Kepala Sekolah Kembali Diperiksa Kasus Bocah SD di Gresik Buta Usai Dicolok Tusuk Bakso
"Hasil labfor CCTV tersebut aktif terakhir 1 Juni 2023. Setelah CCTV dalam kondisi mati tersebut tidak merekam aktivitas elektronik sampai dengan 18 Agustus."
"DVR dinyatakan dalam bahasa lain selama kurun waktu 1 juni 2023 - 18 agustus 2023 DVR CCTV tidak merekam situasi kejadian yang ada di lingkungan sekolah dikuatkan data lock file di DVR tidak ada," paparnya, Kamis (21/9/2023), dikutip dari TribunJatim.com.
Polisi juga telah memeriksa 47 saksi untuk mengetahui kronologi korban mengalami kebutaan saat berada di sekolah.
Saksi yang diperiksa mulai dari tetangga, teman korban, guru hingga kepala sekolah.
"Kami temukan dari 47 saksi yang sudah diperiksa memang sampai saat ini belum ada yang melihat langsung kejadian tersebut, namun kami akan tetap tambah jumlah saksi yang kami periksa sehingga membuat jelas," sambungnya.
AKBP Adhitya Panji Anom menambahkan tidak ditemukan pendarahan pada mata korban usai dilakukan visum di RSUD Ibnu Sina Gresik.
Baca juga: Polda Jatim Bantu Polres Gresik Tangani Siswi SD yang Buta Dicolok Tusuk Bakso
"Jadi hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tidak ditemukan pendarahan pada sobekan mata dan hasil visum pelendir bola mata dalam keadaan normal. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan hasil pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di mata korban.
Proses pemeriksaan MRI dilakukan di RS PHC Surabaya, Jawa Timur.
Dokter Spesialis Mata dari RSUD Ibnu Sina Gresik, dr Bambang Tuharianto menyatakan korban mengalami penurunan penglihatan di mata kanannya.